PEKALONGAN – Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memberikan banyak dampak ke beberapa sektor, salah satunya sektor ekonomi. Banyak pedagang yang kesulitan untuk melakukan aktivitas rutin mereka saat ppkm, tak terkecuali pedagang Batik Grosir Setono Kota Pekalongan.

Saat kebijakan PPKM Darurat diterapkan, para pedagang tak mendapat penghasilan karena pusat grosir batik ditutup.

“Saat PPKM Darurat pada tanggal 3 sampai 20 Juli lalu diterapkan, semua kios kami tutup total. Banyak dari para pedagang merasa keberatan karena tidak mendapat penghasilan,” kata Khaerudin Ahmad, Ketua Koperasi Batik Setono saat ditemui eranasional di kantornya. Jumat (30/7/2021).

Para pedagang sempat ingin menyerah, saat Presiden Jokowi mengumumkan perpanjangan PPKM, menjadi Level-4.

Namun, Pemerintah Kota Pekalongan memberikan kelonggaran untuk Pasar Batik Setono, meski PPKM diperpanjang. Pedagang diperbolehkan membuka kiosnya dari jam 6 pagi hingga 3 sore dengan prokes ketat.

“Saat ppkm diperpanjang, kami para pengelola pasar dan pengurus Ikatan Pasar Grosir Setono (IPPASENO) mencoba audiensi, menyampaikan keluh kesah kami dengan pak wali dan pejabat terkait. Intinya, kami semakin keberatan. Dan Alhamdulillah, akhirnya kami diberi kelonggaran untuk bisa membuka kios kami kembali,” terang Khaerudin.

Sementara itu Rozakon, ketua IPPASENO mengatakan bahwa dirinya bersyukur pasar kembali dibuka meski tidak ramai seperti biasanya.

“Senang akhirnya bisa buka kembali, meski hanya ada 1-2 pengunjung. Hampir saja kita ingin mengibarkan bendera putih mas. Karena hampir sebulan kita tutup. Sedangkan kita, harus tetap membayar biaya sewa kios dan menggaji karyawan,” ujar Rozakon.

Rozakon mengaku sudah menyiasati kondisi pasar yang ditutup dengan menjual batik secara online. Namun hanya 5% yang laku.

Ia juga mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Dia berharap ada bantuan dari pemerintah, setidaknya untuk meringankan beban.

“Harapannya, PPKM tidak diperpanjang lagi. Tidak ada penyekatan dan Corona hilang. Selain itu, kami juga berharap mendapat kompensasi atau bantuan dari pemerintah karena kami juga ikut terdampak PPKM,” tutupnya. (MAH)