JAKARTA- Dinas Pendidikan Provinsi DKI, melalui Kasubag Humas Dinas Pendidikan Taga melakukan peninjauan langsung pembelajaran tatap muka di Sekolah Dasar Negeri Cakung Barat 15, Jakarta Timur, Senin (30/8).
Para murid sebelum memasuki sekolah dilakukan pengecekan suhu tubuh, kelengkapan masker, dan mencuci tangan. Pengecekan protokol kesehatan di pantau langsung oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Cakung Barat 15, Ahmadi dan Kasubag Humas Disdik DKI Taga.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Cakung Barat 15, Ahmadi mengatakan bahwa pembelajaran tahap awal ini dimulai, dan p8hak sekolah akan melakukan pengecekan protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu, memakai masker, mencuci tangan.
“Bahwa pembelajaran ini sebelumnya sudah dilakukan akan tetapi dikarenakan lonjakan kasus covid naik, jadi hanya tiga hari saja dilakukan pembelajaran tatap muka di bulan juli kemarin,” ujarnya saat diwawancarai oleh wartawan, Jakarta Timur, Senin (30/8).
Pembelajaran dimulai dari pukul 06.30 sampai dengan 09.00, tahap awal pembelajaran ini murid kelas 1 yang baru pada masuk ke Sekolah Dasar.
Lanjutnya, Sekolah Dasar ini tidak lupa juga menyediakan ruangan isolasi apabila ada salah satu murid yang terdampak gejala Covid, untuk aktifitas murid dari hari Senin sampai Jumat.
“Para wali murid sangat antusias dalam pembelajaran tatap muka, dikarenkan kalau pembelajaran melalui daring banyak kendalanya dari sisi financial misalnya ada yang tidak mempunyai handphone, ataupun harus mengeluarkan biaya lagi untuk belajar diluar sekolah yaitu Les, dan para wali murid setuju jika anaknya dilakukan vaksin terlebih dahulu” tukasnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Taga mengatakan seluruh sekolah yang 610 di monitor oleh para pejabat maupun pengawas, sejauh ini belum ada laporan yang siginifikan tentang terjadinya yang tidak di inginkan. “Semuanya berjalan dengan Standar Operasional Prosedure (SOP) yang sudah di tetapkan oleh assement 1 dan 2 pada tiap pelatihan,” tambahnya saat di wawacarai oleh wartawan di Sekolah Dasar Negeri Cakung Barat 15, Jakarta Timur, Senin (30/8)
Lanjut ia menjelaskan artinya apa yang saya amati sebagai contoh disini itu protokol kesehatan betu-betul di jaga ketat dimulai anak masuk ke sekolah dilakukan pengcekan suhu tubuh, kemudian cuci tangan, diantar sampai ruangan kelas, setibanya diruangan ada jarak bangku satu setengah meter, waktu pulang pun saya amati. Alhamdulillah teman-teman guru sangat bertanggung jawab terhadap prokes ketat ini
“Perlu diketahui, saya memantau di SDN Cakung Barat 15 itu sudah sesuai dengan SOP jadi setiap meja hanya satu orang, ada garis silang untuk tidak di duduki oleh murid. Jadi diperkirakan satu setengah meter jaraknya, yang kedua guru juga memastikan murid untuk membawa makanan dan minuman supaya mereka kalau istirahat tidak jajan dan hanya makan yang dibawa,” beber Taga.
Ketiga, Kasubag Humas Disdik DKI melihat dari awal pengecekan suhu tubuh oleh security lalu ada satu guru yang mencatat suhu tubuhnya supaya tidak hilang hasilnya dibawa ke guru kelasnya itu semua dutulis.
“Setelah murid selesai belajar lalu keluar dari kelas pun pada jalur yang berbeda agar tidak terjadi pertemuan antara murid yang baru masuk dan keluar,” papar Taga
Ia melihat ini cukup bagus pengelolaannya sesuai dengan SOP. Ruang Isolasi itu sebenarnya standar Unit Kesehatan Sekolah (UKS,) dan itu pun belum dikasihkan informasi bahwa itu adalah ruang isolasi tapi sejak waktu mantau pertama itu memang di prioritaskan untuk ruang isolasi, cukup sebagai ruang isolas sepertii ada tempat tidurnya tempat istirahatnya tinggal diberikan label saja.
“Untuk time schedule kita itu sampai dengan Desember 2021 mengenai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ini, adapun nanti secara bertahap Disdik DKI akan menambah jumlah sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dimulai di bulan pertengahan september itu akan ada penambahan sekitar 890 sekolah dan genap menjadi 1500 sekolah itu bagian upaya kita supaya bertahap agar sekolah di DKI bisa melaksanakan ptm terbatas secara keseluruhannya,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Wali Murid bernama Musrifah mengatakan sangat antusias dengan diadakan pembelajaran tatap muka ini, dikarenakan bisa menimalisir pengeluaran biaya.
“Kalau pembelajaran melalui daring dari sisi finansial banyak pengeluaran misalnya harus belajar bimbingan guru di luar sekolah (Les), dan tidak mempunyai handphone,” ujarnya
Tinggalkan Balasan