YOGYAKARTA – Aktivitas vulkanis Gunung Merapi selama 12 jam terakhir sejak Minggu, 12 September 2021, pukul 18.00 WIB hingga Senin, 13 September 2021, pukul 06.00 WIB didominasi kegempaan embusan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Suraji, menjelaskan, gempa embusan mencapai 203 kali. Jumah ini diakui lebih rendah dibandingkan aktivitas gempa embusan 12 jam sebelumnya, Minggu, 12 September 2021, pukul 06.00 hingga 18.00 WIB, yang tercatat lebih dari 400 kali.

“Gempa embusan dengan amplitude berkisar antara 3 milimeter hingga 5 milimeter dan durasi berkisar antara 5 detik hingga 14 detik,” ujarnya, 13 September 2021

Suraji menuturkan, kegempaan lainnya yakni guguran dalam 12 jam tersebut terjadi sebanyak 108 kali. Amplitude berkisar antara 3 milimeter hingga 21 milimeter dan durasi antara 15 detik hingga 192 detik.

Sementara gempa fow frequency, tercatat sebanyak 19 kali dengan durasi antara 4 detik hingga 7 detik dan amplitudo antara 4 milimeter hingga 5 milimeter.

“Teramati 19 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya,” terang Suraji.

Di kawasan Gunung Merapi, lanjut Suraji, cuaca terpantau mendung, angin bertiup lemah ke arah utara dan barat dengan suhu udara 13-21 derajat celsius, kelembaban udara 73-99 %, dan tekanan udara 627-688 mmHg. Menurut dia, status sampai saat ini masih pada level III atau Siaga.

“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” katanya.

Suraji menambahkan pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah

potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.