Pekalongan – Iringan musik keroncong hingga berbagai macam tarian, salah satunya tari Lawan Corona yang diperagakan oleh anak-anak pelajar SD Muhammadiyah Kandang Panjang mengiringi pembukaan Pekalongan Art Festival (PAF) 2021 atau yang ke-5 di GOR Jetayu, Kota Pekalongan pada Selasa (23/11/2021) malam.

Walikota Pekalongan, H A Afzan Arslan Djunaid atau yang kerap disapa Aaf dalam sambutannya mengatakan bahwa, dirinya sudah mengikuti kegiatan tersebut mulai dari PAF yang ke-2 pada tahun 2018.

“Saya sudah mengikuti mulai dari PAF ke-2. Saya sangat mengapresiasi Dewan Kesenian Kota Pekalongan, meski anggaran kesenian sedikit, tetapi acaranya selalu spektakuler dari tahun ke tahun,” kata Aaf.

Dirinya berharap, bahwa PAF pada tahun 2021 ini tidak kalah spektakuler dari tahun-tahun sebelumnya, meski masih dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Tetap jalankan prokes. Tidak hanya malam ini saja saat ada kami, tetapi hingga acara ini selesai,” lanjut Aaf.

Menutup sambutan, Aaf mengajak masyarakat terutama anak muda untuk mencintai serta membangkitkan budaya Iokal.

“Mari, kita cintai budaya lokal. Melalui PAF ini, ayo kita bangkitkan dan kembangkan budaya Indonesia khususnya Kota Pekalongan,” tutup Aaf.

Sementara itu, Ketua PAF 2021 Cecep Surya Lesmana mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan diselenggarakan selama 5 hari, yakni tanggal 23 – 27 November 2021. Selain memamerkan seni rupa karya seniman-seniman kota Pekalongan, nantinya juga akan ada pentas seni.

“Malam ini kita buka dengan pertunjukan seni tari, besok pentas musik, malam ke-3 ada ketoprak, berikutnya pentas teater dan malam terakhir penganugerahan bagi sineas-sineas muda yang ada di Kota Pekalongan,” jelas Cecep saat ditemui eranasional disela-sela acara.

Dia juga menambahkan, meski kapasitas tempat duduk mencapai 500 orang, pihaknya hanya menyediakan 200 tempat duduk, mengingat masih dalam masa PPKM serta akan dilakukan prokes ketat bagi para penonton.

Tema yang diusung pada PAF kali ini, “Mengayu Ayuning Jagad” yang artinya mempercantik dunia yang sudah secantik ini. (em-aha)