Majelis hakim membacakan putusan sidang kasus pencabulan dengan terdakwa dosen Unej di ruang sidang Candra Pengadilan Negeri Jember, Rabu (24/11) petang. (Zumrotun Solichah/Antara)

Jember – Dosen Universitas Jember (Unej) Rahmat Hidayat divonis enam tahun penjara dan denda Rp 50 juta atau subsider empat bulan kurungan. Majelis hakim memutuskan itu dalam sidang lanjutan kasus pencabulan anak yang digelar secara terbuka untuk umum di ruang Candra Pengadilan Negeri Jember, Jawa Timur, Rabu (24/11) petang.

”Menyatakan terdakwa Rahmat Hidayat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, melakukan perbuatan cabul sebagaimana dakwaan kedua jaksa penuntut umum,” kata ketua majelis hakim Totok Yanuarto seperti dilansir dari Antara di PN Jember.

Dalam sidang putusan tersebut hadir majelis hakim lengkap yakni ketua majelis hakim Totok Yanuarto dengan anggota Alfonsus Nahak dan Sigit Triatmojo, kemudian jaksa penuntut umum Adek Sri Sumiarsih dan penasihat hukum terdakwa Faiq Assidiqi. Sedangkan terdakwa mengikuti sidang secara daring di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Jember.

”Majelis hakim juga menetapkan terdakwa untuk tetap ditahan dan membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5 ribu,” papar Totok Yanuarto.

Majelis hakim juga menyampaikan bahwa hal yang memberatkan yakni terdakwa berbelit-belit saat memberikan keterangan di persidangan dan sebagai dosen tidak patut melakukan perbuatan tersebut.

Putusan majelis hakim tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan jaksa penuntut umum sebelumnya dalam persidangan pembacaan tuntutan yakni delapan tahun penjara dan denda Rp 50 juta subsider enam bulan kurungan.

Sebelumnya, jaksa penuntut umum menyampaikan dua dakwaan alternatif kepada terdakwa yakni Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Menanggapi putusan majelis hakim, jaksa penuntut umum Adek Sri Sumiarsih mengatakan masih pikir-pikir. Pihaknya masih memiliki waktu tujuh hari dalam menentukan sikap.

Sementara itu, penasihat hukum terdakwa M. Faiq Assiddiqi menyampaikan ucapan terima kasih kepada majelis hakim. Namun pihaknya agak bersedih karena putusan pidana penjara yang dijatuhkan kepada kliennya cukup berat yakni enam tahun penjara.

”Kami sebagai penasihat hukumnya akan memberikan saran dan pertimbangan kepada klien kami apakah mengajukan banding atau tidak dalam putusan majelis hakim itu, sehingga kami perlu berdiskusi dengan terdakwa dan keluarganya lebih dulu,” ujar Faiq.