
Pekalongan – Sebagai upaya mendorong konsumsi pangan masyarakat yang berkualitas, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menyelenggarakan sosialisasi konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) di aula Kantor Dinperpa, Senin (14/03/2002).
Kegiatan sosialisasi tersebut diikuti oleh ketua dan kader TP PKK pokja III kecamatan dan kelurahan Kota Pekalongan, kader posyandu Kota Pekalongan, serta perwakilan warga masyarakat dari 10 kelurahan yang menjadi prioritas penurunan angka stunting.
Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya menyampaikan bahwa sasaran kegiatan sosialisasi kali ini adalah kader PKK, kader posyandu dan ibu sebagai sosok yang dinilai lebih dekat dengan anak.
“Kader posyandu dan PKK yang lebih dekat dengan masyarakat bisa langsung sampai ke sasaran kita, harapannya nanti bisa disosialisasikan lebih luas lagi terkait konsumsi makanan B2SA,” katanya.

Dirinya juga berharap, melalui sosialisasi ini nantinya dapat menekan dan menurunkan angka stunting dengan memperhatikan konsumsi, keamanan maupun kandungan makanan, seperti 4 sehat 5 sempurna sehingga anak memperoleh asupan makanan yang aman dan cukup gizi.
“Harus diperhatikan untuk keamanannya, supaya makanan yang dikonsumsi anak-anak kita ini aman dan gizinya tercukupi semuanya,” ujar Inggit.
“Apalagi pada hari ini hadir beberapa kelurahan yang masih rentan stunting, artinya dengan usaha kita memberikan sosialisasi ini sebagai salah satu upaya untuk membantu menurunkan angka stunting dikelurahan masing-masing,” tandasnya.
Kepala Dinperpa kota Pekalongan, Mu’adi mengatakan usai adanya sosialisasi ini diharapkan para peserta yang hadir dapat mengimplementasikan informasi yang sudah didapat.
Sehingga tujuan dari sosialisasi ini dapat dicapai yakni menurunkan angka stunting di 10 kelurahan, diantaranya Pasirkratonkramat, Kalibaros, Setono, Podosugih, Krapyak, Degayu, Panjang Wetan, Jenggot, Klego, dan Pringrejo.
“Dengan adanya sosialisasi ini harapannya bisa menumbuhkan kesadaran para kelompok rumah tangga supaya dapat memvariasikan makanan jangan sampai itu-itu saja,” katanya.
“Tidak seimbang, yang nantinya bisa menimbulkan ancaman stunting ataupun obesitas,” lanjutnya.
“Jadi, stunting fisik tubuhnya yang kecil tetapi kelebihan berat badan menjadi salah satu permasalahan bagi anak. Kita harap apa yang sudah diperoleh hari ini bisa diaplikasikan ditingkat rumah tangga,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan