Ibadah Hari Raya Waisak umat Buddha Vihara Bodhi Dharma Kota Pekalongan berlangsung khikmad.

Pekalongan – Mengambil tema ‘Modernisasi Beragama Mewujudkan Kedamaian’, Bhante Vihara Bodhi Dharma Kota Pekalongan, Jayaratano mengajak semua umat Buddha khususnya yang ada di Pekalongan untuk saling menghargai atau toleransi pada perayaan Hari Raya Waisak 2566.

“Arti dari tema itu, kita saling mendukung saling menghargai, toleransi. Karena kita membutuhkan satu sama lain, sehingga terwujud kedamaian ketentraman bahkan kebahagiaan,” kata Bhanthe Jayaratano, Senin (16/5/2022).

Ia mengatakan, bahwa semua manusia saling membutuhkan. Maka harus saling peduli, sehingga pasti dengan kebaikan itu kekerasan akan terhindari.

“Dengan kebaikan itu, hal-hal negatif bisa dijauhkan. Sehingga terwujudnya kedamaian dan kebahagiaan,” ungkap Bhanthe Jayaratano.

Ia juga menyinggung kehidupan saat ini yang bersinggungan dengan media sosial. Menurutnya, media sosial bisa menjadi racun atau madu.

“Silahkan digunakan dengan baik untuk hal-hal yang bermanfaat dan bijaksana, kalau tidak bisa jadi racun. Berhenti untuk membully, karena bisa menyakiti orang lain. Begitu juga dengan menyebarkan ujaran kebencian serta hoaks ,” tuturnya.

Jayaratano juga menyebut beberapa bentuk kekerasan lain yaitu selingkuh, hingga berkata kasar. Baginya, dalam beragama perlu moderasi yaitu tidak ekstrem kanan atau kiri.

“Modernisasi beragama pengurangan tindakan- tindakan kekerasan. Tidak ekstrem seperti menyakiti diri sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Vihara Bodhi Dharma Kota Pekalongan, Ayong mengatakan, perbedaan ibadah  Waisak pada tahun ini lebih semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena lebih banyak yang merayakan, jadi lebih terasa kekeluargaannya tanpa ada batasan setelah kasus Covid-19 reda.

“Tahun lalu ibadah detik-detik Waisak terasa lebih sepi, namun masih tetap khikmad. Karena yang datang dibatasi hanya 20 orang. Ibadah tahun ini lebih ramai dan semarak,” ungkapnya.

Ia pun menyebut ada sekitar 200 jamaat  yang hadir di Vihara Bodhi Dharma, tidak hanya dari Pekalongan saja tapi juga dari Pemalang.

Sebelum menjelang detik-detik Waisak, pada pukul 08.00 WIB para umat Budha Kota Pekalongan melaksanakan ibadah Pindapata dengan memberikan derma (sedekah) kepada Bhanthe Jayaratano berupa makanan atau kebutuhan dasar seperti perlengkapan mandi dan persediaan medis. (em-aha)