Pekalongan – Pemerintah akhirnya resmi menaikkan harga BBM bersubsidi, hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi dalam konferensi persnya yang didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Sabtu (3/9/2022).
Kenaikan harga Pertalite dari yang semula hanya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, sementara harga Solar Subsidi menjadi Rp 6.800 per liter dari harga semula hanya Rp 5.150 per liter dan mulai diberlakukan diseluruh wilayah Indonesia pada Pukul 14.30 WIB.
Meski kenaikan harga BBM sudah diumumkan oleh Presiden Jokowi, dari pantauan eranasional.com antrean belum terlihat cukup panjang di SPBU Merdeka, Kota Pekalongan. Hal ini dikarenakan banyak warga yang belum tahu perihal kenaikan harga BBM.
“Belum tahu mas, karena mungkin tadi masih dijalan saat Presiden mengumumkan kenaikan harga BBM,” kata Abdul Rozak (52), warga Kelurahan Gamer yang sering menggunakan BBM jenis Pertalite.
Rozak mengaku sangat keberatan dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah, ia berharap harga BBM tidak naik lagi.
”Secara pribadi saya merasa keberatan, merasa terbebani. Apalagi kondisi kita baru pulih dari pandemi. Harga Pertalite jangan sampai Rp 10.000 lah dan kedepan kalau bisa jangan naik lagi,” ujarnya.
Kenaikan harga BBM yang diumumkan secara mendadak juga dirasakan oleh Aap (33), driver ojek online asal Landungsari.
“Belum tahu. Seharusnya ada sosialisasi dulu ke masyarakat. Kalau ini kan mendadak, kasian yang tadi ngantre. Pas gilirannya koq harganya udah naik. Jadi nggak ada persiapan,” katanya.
Sementara itu, Ratna (29), seorang pedagang asal Kelurahan Panjang Baru mengaku was-was jika kenaikan harga BBM juga akan berimbas dengan naiknya harga bahan pokok.
“Keberatan. Sekarang aja semua bahan pokok sudah naik. Ditambah dengan adanya harga bbm naik, tambah naik lagi dah entar. Masyarakat kecil kayak kita jadi tambah sulit,”katanya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan