Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto saat diminta keterangan oleh eranasional.

Pekalongan – Kasus gagal ginjal pada anak di Indonesia saat ini telah banyak memakan korban. Meski begitu, hingga saat ini belum ditemukan kasus tersebut di kota Pekalongan. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, mengimbau agar masyarakat tidak panik terhadap kasus tersebut.

“Alhamdulillah, sampai sejauh ini belum ada laporan kasus gagal ginjal akut di Kota Pekalongan. Jadi, masyarakat tidak perlu panik. Jika ada kasus, maka akan dilakukan penelitian edimologi dan segera ditangani,” kata Slamet Budiyanto, Kepala Dinkes Kota Pekalongan , Senin (31/10/2022).

Meskipun saat ini belum ditemukan kasus tersebut, lanjut Budi, pihaknya juga sudah turun ke lapangan untuk melakukan imbauan ke apotek dan toko penjual obat agar tidak mengedarkan obat sirup yang telah dilarang oleh Kemenkes.

“Kami sudah lakukan upaya dengan cara mengimbau ke apotek dan toko penjual obat, agar tidak ada lagi sirup yang mengandung bahan berbahaya di Kota Pekalongan. Kami juga melakukan pencegahan kepada  tenaga kesehatan agar sementara tak meresepkan obat sediaan cair atau sirup terlebih dahulu,” lanjutnya.

Tak hanya itu, pihaknya terus melakukan edukasi ke masyarakat melalui Puskesmas dan menekankan agar para tenaga kesehatan mematuhi ketentuan pusat.

“Ini sudah kami share, boleh meresepkan obat sebagaimana ditetapkan. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kami minta untuk edukasi secara langsung dan melalui media sosial yang mereka miliki,” pungkasnya.

Senada dengan Kepala Dinkes, Dwi Heri Wibawa, Direktur RSUD Bendan juga mengatakan bahwa saat ini belum ada temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Kota Pekalongan, khususnya RSUD Bendan. Meski demikian, RSUD Bendan tetap melakukan langkah-langkah pencegahan.

“Kami bersyukur sampai saat ini belum ada temuan atau laporan kasus pasien yang terkait gagal ginjal karena minum obat sirup yang disinyalir mengandung etilen glikol. Langkah pencegahan sudah kami lakukan sesuai dengan arahan Kemenkes dan Sekda Provinsi Jawa Tengah,” jelas Dwi Heri.

Ia mengimbau semua dokter di RSUD Bendan agar tak memberikan obat atau meresepkan obat dalam sediaan cair atau sirup. Ini karena RSUD Bendan masih menunggu pengumuman dari pusat untuk pencegahan.

“Kedua, kami menekankan instalasi farmasi RSUD Bendan untuk menyiapkan mesin packing puyer,” katanya.

Dokter Dwi Heri juga mengimbau bagi para orang tua ketika putra-putrinya sakit jangan gunakan obat sirup dulu. Yang selama ini menyimpan obat sirup juga jangan digunakan dulu.

“Gunakan dulu obat/pil gerus atau datanglah ke fasilitas layanan kesehatan (fayankes) terdekat,” pungkasnya. (em-aha)