Pelajar sedang mengamati dan mengabadikan gambar salah satu koleksi yang ada di Museum Batik.

PEKALONGAN, Eranasional.com – Awal tahun 2023, wisatawan yang mengunjungi Museum Batik Pekalongan semakin ramai. Tak hanya warga lokal, para pengunjung juga berasal dari berbagai daerah. Namun, mayoritas pengunjung didominasi oleh kalangan pelajar.

“Alhamdulillah awal tahun ini kami mengadakan pelayanan pelajar, kami membuat pelatihan batik dengan segmentasi pelajar. Dari luar Kota Pekalongan banyak yang berkunjung ke museum batik ini, sekaligus ikut pelatihan mulai TK sampai tingkat menengah,”jelas Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Ahmad Asror, Sabtu (21/1/2023).

Menurut Asror, para pengunjung Musem Batik juga diajarkan salah satu teknik nyolet dan mewarnai kain yang merupakan ciri khas dari Kota Pekalongan.

“Peserta banyak yang tertarik mencoba. Kalau melihat pengunjung dari luar Kota Pekalongan, ini merupakan hal baru.  Jadi mereka dapat pengetahuan baru mengenai batik, teknik batik, dan sebagainya sehingga mereka antusias mengikuti,” kata Asror.

Terkait koleksi di ruang pamer disampaikan Asror bahwa masih ada batik milik praktisi yang ikut dipamerkan, setelah ini Museum Batik akan kerjasama untuk memamerkan Batik karya para pelajar dan mahasiswa.

Ia menambahkan, bahwa di tahun 2022 lalu PAD Museum Batik telah mencapai bahkan melebihi target yang ditentukan yakni 113%.

“Alhamdulillah, target pengunjung dan PAD tahun lalu tercapai 113% atau Rp116 juta dari target Rp103 juta dan tentunya ini menambah semangat untuk lebih berinovasi di tahun 2023,” ujar Asror.

Terkait jumlah DAK, kata Asror, masih sama yakni 800 juta rupiah sedangkan jumlah tepat APBD di tahun ini masih menunggu perubahan. Untuk alokasi sumber dana tersebut, rencananya ia akan menambah pemeliharaan bangunan gedung.

“Setelah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat kota, rencana akan kita ajukan ke tingkat provinsi sehingga nanti akan dilakukan pemeliharaan pada beberapa titik dan akan ditangani secara bertahap meskipun mungkin belum bisa 100 persen. Semoga bisa, yang penting bisa merawat kondisi dan menjaga keaslian gedung,” katanya.

Sementara itu, untuk dana DAK akan difokuskan sesuai dengan juknis yakni untuk pengelolaan koleksi, program publik seperti lomba pelajar berjenjang dan pameran temporer serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

“Cuman untuk sarpras DAK kita bedakan dengan yang APBD agar tidak terjadi duplikasi anggaran dan untuk pameran temporer di tahun 2023 akan diadakan pada momen hari jadi Museum Batik tentunya berbeda dengan tahun sebelumnya,” terang Asror.

Lanjutnya, Museum Batik juga akan melakukan inovasi digital dengan mencoba melakukan pembuatan QR code terkait penjelasan koleksi di ruang pamer agar lebih menyingkat keterangan tertulis koleksi.

“Jadi nanti pengunjung saat masuk ruang pamer di samping ada keterangan singkat (deskriptif), tetapi secara naratif tidak kita display. Kita sediakan QR cukup scan dan muncul di hp android, agar tidak banyak tulisan yang menempel di display agar tidak mengganggu tampilan koleksi,” pungkasnya.

Asror berharap, di tahun 2023, Museum Batik Kota Pekalongan menjadi bangunan cagar budaya yang dapat menjaga warisan budaya leluhur dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.