Ilustrasi, lampu colok pada bulan Ramadan (Foto:Inet)

KARIMUN, Eranasional.com – Puluhan peserta Festival Lampu Colok dan Lampu Hias Elektrik akan memeriahkan Malam Tujuh Likur di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Festival lampu colok tahun ini menjadi pertama setelah dua tahun vakum akibat peralihan BBM minyak tanah dan pandemi Covid-19.

Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun Ahadian Zulseptriadi mengatakan, masyarakat dalam festival ini antusiasnya sangat tinggi.

“Ada 94 titik yang tersebar di 14 kecamatan dan telah kami lakukan penilaian untuk memperebutkan hadiah,” ujar Ahadian, Senin (17/4/2023).

Dilansir dari tribunbatam.id, Meskipun penilaian telah selesai dilakukan oleh Dinas Pariwisata Karimun sebagai penyelenggara, namun puluhan peserta festival lampu colok itu masih akan memeriahkan malam-malam menjelang hari Lebaran Idulfitri.

Hal itu menjadi salah satu persyaratan yang wajib diikuti oleh para peserta Festival Lampu Colok dan Lampu Hias Elektrik.

Penilaian ini dilakukan oleh 18 orang dewan juri, terdiri dari 12 orang dari Dispar dan enam orang dari Kementerian Agama dan MUI.

“Penilaian telah selesai kami lakukan malam kemarin, dan hasil penilaian akan diumumkan pada 7 Syawal mendatang,” ujarnya.

Ahadian menambahkan, para peserta juga diwajibkan untuk menyalakan lampu colok dan hias pada malam tujuh likur, untuk menyemarakkan malam Hari Raya Idulfitri.

“Jadi peserta wajib menyalakan pada malam tujuh likur sampai malam hari raya, apabila tidak, akan didiskualifikasi. Kecuali, cuaca tidak mendukung atau sebab lainnya,” katanya.

Tahapan proses penilaian berjalan ketat. Seluruh peserta telah menampilkan hasil terbaik.

Meskipun begitu, penilaian akan berjalan dengan adil dan jujur, sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Ada formulanya, jadi meskipun sulit, tentunya ada poin-poin penilaian yang menjadi fokus kita,” ujarnya.