Ilustrasi bayi. (Foto: Istimewa/iStock)

SAMARINDA, Eranasional.com – Masyarakat di Samarinda, Kalimantan Timur, dihebohkan oleh seorang balita berusia tiga tahun. Diketahui, sang balita dinyatakan positif mengonsumsi sabu.

Awalnya ibunya mengira balita berinisial N tersebut kesurupan, karena tidak tidur selama dua hari.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Rina Zainun menceritakan, sang ibu awalnya mengira anaknya itu kesurupan.

“Gejala yang dialami balita tersebut aktif, tidak mau makan dan minum, ngoceh terus, tidak mau tidur. Awalnya sang ibu mengira anaknya kesurupan,” kata Rina saat dikonfirmasi, Minggu (11/6/2023).

Gejala lainnya yang dialami balita malang tersebut yaitu mengeluarkan keringat dingin, juga menolak diberi makan dan minum.

“Selama dua hari, Selasa dan Rabu tidak mau makan juga minum. Gejala lainnya mengeluarkan keringat sebesar jagung di kepalanya dan mengeluarkan aroma tidak sedap,” jelasnya.

Khawatir dengan kondisi balita tersebut, sang ibu membawa ke Rumah Sakit Jiwa di Samarinda. Dan, saat dilakukan tes urine terungkap bahwa balita tersebut dinyatakan positif narkoba jenis sabu.

“Rabu malam kemarin saya koordinasi dengan Kabid Perawatan RS Jiwa. Satu jam setelah tes urine, hasilnya dinyatakan positif metamfetamin (narkoba),” ungkap Rina.

Ilustrasi bayi. (Foto: Istimewa/iStock)

Dikasih Minum Oleh Tetangga

Ketua TRC PPA Kaltim Rina Zainun lanjut bercerita, diduga N dinyatakan positif sabu setelah meminum air yang diberikan oleh salah seorang tetangganya. Hal itu membuat N menjadi hyperaktif dan tidak bisa tidur selama beberapa hari.

Dia pun menceritakan kronologis kejadian, yakni pada Selasa (7/6) sore, saat itu N yang haus diberi minum oleh tetangganya, yaitu minuman dari botol.

“Anak itu kehausan, lalu oleh tetanggannya diambilkan air minum di dalam botol yang isi airnya sudah setengah,” terangnya.

Setelah pulang dari rumah tetangganya itu, perilaku N berubah. Dia yang biasanya tidur cepat, menjadi tidak bisa tidur dan terus ngoceh tak henti seperti sedang berhalusinasi.

“Bayi itu jadi aktif, tidak mau dia, mulutnya ngoceh teus dan tidak mau tidur. Awalnya ibunya menduga anaknya kesurupan,” ungkap Rina.

Setelah dinyatakan posotif narkoba, N yang sebelumnya di RS Jiwa diboyong ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, guna menjalani perawatan. Sebab, dikhawatirkan kondisinya yang seperti itu dapat membuatnya drop.

“Pihak rumah sakit mengambil tindakan bayi itu diopname, karena khawatir akan kesehatannya, karena organ tubuhnya dipaksa untuk begadang dan tidak makan,” tuturnya.