Sebuah rumah di Perumahan Villa Mutiara Gading, Jalan Piano IX, Blok F5 Kelurahan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, digerebek polisi, diduga jadi markas perdagangan ginjal manusia. (Foto: Istimew)

BEKASI, Eranasional.com – Sebuah rumah di Perumaham Villa Mutiara Gading, Jalan Piano IX, Blok F5 Kelurahan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, dijadikan markas transaksi perdagangan ginjal manusia internasional. Pemilik rumah diperiksa polisi.

Pemilik rumah itu bernama Sudirman (47). Dia mengaku diperiksa Polda Metro Jaya pada hari Selasa (20/6/2023) malam.

“Semalam saya sudah ke Polda Metro Jaya dipanggil untuk dimintai keterangan,” kata Sudirman saat ditemui di kediamannya, Rabu (21/6/2023).

Sudirman menjelaskan, rumah miliknya itu dikontrak oleh orang. Senin (19/6) sekitar pukul 01.00 WIB digerebek polisi. Namun saat itu dia belum tahu kenapa kontrakannya digerebek polisi.

Ia diberitahu rumahnya digerebek sekitar sejam kemudian setelah peristiwa penggerebekan. “Saya dikasih tahu sekitar jam dua malam. Saya dikasih tahu dari teman anak saya yang kebetulan melihat penggerebekan itu. Begitu dikasih tahu, saya langsung datang ke rumah itu,” ujarnya.

Setiba di rumah tersebut, Sudirman melihat rumahnya sudah kosong tidak ada orang satupun. Keadaan di dalam berantakan. “Saya dan istrinya hanya berani mematikan listrik dan keran air saja. Sama sekali saya enggak tahu ada penggerebekan, rumah sudah diacak-acak,” jelasnya.

Sudirman baru tahu setelah dipanggil pihak kepolisian, Selasa (20/6), bahwa rumahnya digerebek terkait perdagangan ginjal manusia.

“Semalam dikasih tahu bapak polisi, sebelumnya saya dengar dari desas-desus tetangga, rumah saya digunakan sebagai markas penjualan ginjal ilegal,” tutur Sudirman.

Mendengar itu Sudirman shok. Sebab menurutnya tidak ada yang aneh dari para penyewa kontrakan. Semua layaknya kehidupan warga biasa yang berbaur dengan masyarakat sekitar. “Enggak ada yang aneh dari perilaku orang yang ngontrak rumah saya, enggak pernah ribut sama tetangga,” ucapnya.

“Mereka (yang ngontrak) normal-normal saja, makan di warung, belanja sayur, pergi salat ke masjid, berbaur dengan warga sekitar,” pungkasnya.