
DEPOK, Eranasional.com – Kisruh soal sistem Penerima Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Diduga ada praktik kecurangan seperti pemalsuan data dan permainan uang.
Wahyudin, politisi Partai Buruh menyatakan sangat prihatin terhadap terjadinya praktik kecurangan PPDB zonasi di Depok.
“Ini sama saja mengajarkan kepada anak-anak kita, pelajar di Depok menghalalkan perbuatan curang untuk mendapatkan sesuatu,”kata Wahyudin saat dihubungi melalui telepon, Kamis (13/7/2023).
“Ini jelas merusak mental, moralitas, dan mendegradasi semangat berkompetisi pelajar di Depok. Bagaimana pelajar kita bisa berprestasi kalau mereka sejak dini diajarkan berbuat curang,” sambungnya.

Dia pun meminta kepada Wali Kota Depok Moh Idris untuk membentuk tim investigasi dan memberikan sanksi kepada oknum aparat di lingkungan Pemkot Depok yang terlibat dalam kecurangan sistem PPDB zonasi.
“Hukuman diberikan sebagai efek jera agar ke depannya tidak ada lagi oknum-oknum atau pihak sekolah yang berani mengambil keuntungan dengan memanfaatkan PPDB sistem zonasi ini,” ujar pria yang maju sebagai caleg DPRD Kota Depok ini.

Dia pun mengimbau kepada para orang tua untuk mendorong anak-anaknya meraih prestasi, bukan justru mengajarkan anak-anaknya menggunakan “jalur belakang”.
“Sebenarnya sistem PPDB zonasi ini sangat bagus, mendekatkan sekolah dengan rumah anak didiknya. Tetapi praktiknya dicederai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, ditambah lagi mental masyarakat yang ingin serba mudah dengan mengandalkan uang,” tegas Wahyudin.
“Kalau begini caranya, siswa yang berprestasi bakal tersingkir, siswa yang memberikan upeti didahulukan,” pungkasnya.
Wali Kota Depok Dibandingkan dengan Wali Kota Bogor
Kiki, orang tua dari salah satu calon siswa SMP di Kota Depok meminta Wali Kota Depok Moh Idris membongkar praktik kecurangan PPDB.
Ia kemudian membandingkan dengan respon Wali Kota Bogor Bima Arya terkait permasalahan ini.
“Harus seperti Bima Arya, sidak ke lapangan. Bukan di balik meja terus. Jadi pimpinan harus sigap, jangan malas,” sindir Kiki, Rabu (12/7).

Dia mengungkapkan salah satu kecurangan dalam PPDB zonasi SMP tahun ini, yaitu ada salah seorang teman anaknya yang lulus jalur zonasi, sedangkan anaknya tidak, padahal tinggalnya berdekatan.
Kiki memastikan anaknya telah memenuhi seluruh persyaratan serta kualifikasi.
“Kalau teman anak saya engggak tahu deh apa memenuhi persyaratan dan kualifikasi,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan