
JAKARTA, Eranasional.com – Para ilmuwan menemukan kasus yang tak biasa terkait virus COVID-19. Versi virus paling bermutasi yang pernah dicatat di dunia ditemukan pada pasien di Jakarta.
Profesor Lawrence Young, ahli virologi di Universitas Warwick menemukan strain tersebut merupakan varian COVID-19 Delta dari seorang pasien di Jakarta yang memiliki 113 mutasi dengan 37 di antaranya mempengaruhi protein spike.
Protein spike memungkinkan virus menempel pada manusia dan juga menjadi target banyak vaksin COVID-19.
“Virus ini terus mengejutkan, dan jika kita berpuas diri itu berbahaya. Ini menyoroti masalah ‘hidup dengan virus’,” kata Profesor Young kepada DailyMail dikutip, Minggu (30/7/2023).

Dijelaskannya, varian tersebut memiliki 113 mutasi yang berbeda, dibandingkan dengan varian Omicron yang memiliki sekitar 50 mutasi.
Varian yang sangat bermutasi ini telah memicu kekhawatiran di kalangan komunitas ilmiah karena potensi dampaknya terhadap kekebalan dan kemanjuran vaksin.
Namun, Profesor Lawrence mengaku tidak mengetahui apakah jenis yang baru ditemukan itu dapat menginfeksi orang lain. Virus ini yang dikirim ke basis data genomic COVID-19 global pada awal Juli 2023 diyakini berasal dari kasus infeksi kronis.
“Kekhawatiran atas infeksi kronis adalah virus bermutasi pada individu yang telah menghasilkan kekebalan,” tuturnya.
Ditemukan di Pasien di Jakarta
Menanggapi temuan tersebut, Kepala Biro Komuniasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan temuan mutasi tersebut tidak menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.
“Saat ini belum ada data apakah mutasi tersebut menyebabkan fatalitas meningkat. Karena ini penelitian yang pasiennya sudah tidak dalam perawatan lagi,” kata dr Nadia, Minggu (30/7).
Meski begitu, Nadia memastikan pihaknya tetap melakukan genomic survailans untuk mencatat kasus-kasus yang terjadi di Indonesia di masa endemi.
Tinggalkan Balasan