Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid membuka Pameran Keliling Museum Dolan di GOR Jetayu Kota Pekalongan, Selasa (10/10/2023). (Foto: Ist/Dok Diskominfo Pemkot Pekalongan)

KOTA PEKALONGAN, Eranasional.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah melalui Museum Jawa Tengah Ranggawarsita bekerjasama dengan Pemkot Pekalongan menyelenggarakan kegiatan Pameran Keliling Museum Dolan Pekalongan ‘Melukis Nusantara, Merawat Pusaka’ yang berlangsung pada 10-14 Oktober 2023.

Pembukaan pameran tersebut ditandai dengan pemotongan untaian pita melati secara simbolis oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid di GOR Jetayu Kota Pekalongan, Selasa (10/10/2023).

Hadir juga di acara tersebut Kepala Disdikbud Jawa Tengah Uswatun Hasanah, Kepala Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Sugiharto, dan Ketua Dekranasda Kota Pekalongan Inggit Soraya.

Tampak juga jajaran Forkompimda dan segenap Kepala OPD, serta segenap kepala museum terkait.

Kegiatan pameran tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan berbagai museum yang ada di Jawa Tengah beserta koleksinya secara langsung dan mendekat kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang ada di Kota Pekalongan.

Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Mas Aaf menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan pameran keliling Museum Dolan Pekalongan yang diinisiasi oleh Disdikbud Provinsi Jawa Tengah dan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Menurutnya, kegiatan pameran tersebut akan sangat bermanfaat sebagai ajang edukasi. Dimana, dari kegiatan ini dapat memperkaya pengetahuan tentang berbagai peninggalan sejarah, budaya, atau barang-barang lainnya, dan ini juga menjadi salah satu bentuk literasi.

“Berbicara mengenai museum, tingkat minat kunjungan pelajar ke museum masih rendah, oleh karena itu, kami ingin melalui pameran ini, mudah-mudahan bisa mengedukasi kepada pelajar sebagai generasi penerus bangsa, bahwa pentingnya mengetahui belajar sejarah dan jangan melupakan sejarah, salah satunya berkunjung museum,” ucapnya.

Menurutnya, banyak sekali momentum sejarah di Kota Pekalongan seperti pembangunan Monumen Juang, Tugu Perjuangan, Monumen Hoegeng, perubahan nama-nama jalan menjadi nama nama pahlawan lokal, sejarah perjuangan 3 Oktober. Hal ini adalah wujud untuk tidak melupakan sejarah  dan mengenalkan generasi penerus bahwa Kota Pekalongan juga memiliki sejarah lokal.

“Mudah-mudahan dengan adanya pameran ini menjadikan para pelajar di Kota Pekalongan semakin mencintai dan ingin mengetahui sejarah-sejarah lokal melalui kunjungan ke museum. Kami juga instruksikan dari Dinas Pendidikan setempat untuk mengajak sekolah-sekolah melibatkan peserta didiknya untuk berkunjung ke Pameran Keliling Museum Dolan Pekalongan di Gor Jetayu,” harapnya.

Kepala Disdikbud Jawa Tengah, Uswatun Hasanah memaparkan, pelaksanaan pameran keliling Museum Dolan Pekalongan ini merupakan bagian dari kegiatan DPA Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Ia menilai, Pendidikan dan kebudayaan ini merupakan nomenklatur yang tidak terpisahkan, karena dari budaya, bisa mengambil sisi pendidikan, jangan sampai budaya itu tergerus, dari budaya itulah bisa memberikan sebuah pembelajaran pendidikan karakter.

“Kita harus terus berbangga, museum ini sebagai wadah anak-anak, lokasi sumber belajar sejarah. Dari sejarah inilah ada nilai-nilai yang tak lekang oleh perubahan zaman dan terus menjadi inspirasi seterusnya,” ujar Uswatun.

“Jadikan museum sebagai rumah belajar dan rumah budaya. Lewat museum kita bisa menikmati karya leluhur di masa lalu sesuai perkembangannya hingga masa kini. Selamat menikmati koleksi koleksi di sejumlah museum yang ada di event ini, kami harapkan Dinas Pendidikan Kota Pekalongan menginstruksikan kepada para pelajar sekolah disini untuk membuat laporan kunjungan ke pameran keliling Museum Dolan Pekalongan yang berlangsung pada 10-14 Oktober 2023 ini,” sambungnya.

Kepala Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Sugiharto menambahkan, dipilihnya Kota Pekalongan sebagai salah satu lokasi pelaksanaan event Pameran Keliling Museum Dolan Pekalongan ini karena Kota Pekalongan terkenal akan batiknya dan di Kota Pekalongan sudah ada Museum Batik.

“Kami ingin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat langsung dengan melibatkan ada sekitar 6 Museum yang turut berpastisipasi, yakni Museum Ranggawasita Jawa Tengah, Museum Batik Pekalongan, Museum Pers Nasional Surakarta, Museum BPK RI Magelang, Graha Tosan Aji Pekalongan, serta Museum dan Perpustakaan Akademi Kepolisian Semarang dan 2 stan dari UMKM Dekranasda Kota Pekalongan dan Universitas Pekalongan,” kata Sugiharto.

Selama pelaksanaan pameran berlangsung, pihaknya menargetkan bisa menggaet lebih banyak pengunjung seperti pelaksanaan pameran serupa sebelumnya di Kabupaten Purworejo. Masyarakat yang ingin datang ke pameran tersebut untuk Harga Tiket Masuk (HTM) tidak dipungut biaya sepeserpun (gratis) mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

“Yang ikonik dari pameran ini kami membawa replika gading gajah. Disamping itu, ada replika patung Ken Arok, patung alat musik tradisional yang menjadi icon Jawa Tengah di tingkat Nasional, beragam jenis pusaka, alat musik bebek dari Purworejo,” pungkasnya. (emaha).