“Maka kita juga musti membereskan itu. Saya kira Pertamina pasti bisa, tapi jadi pertanyaan kita, apakah produksinya selama ini mencukupi,” ujar Ganjar, memberikan catatan kritis terhadap kelangkaan BBM bersubsidi.

Dalam pandangan Ganjar, jika produksi tidak mencukupi, pemerintah harus segera mengambil tindakan alternatif.

Namun, ia menekankan bahwa kondisi ini sudah seharusnya dianggap sebagai keadaan darurat.

“Kalau kita melihat kondisi ini, mestinya sudah masuk ke dalam kedaruratan,” ucapnya dengan nada prihatin.

Ganjar Pranowo juga menyoroti perlunya intervensi pemerintah, terutama di daerah-daerah terpencil.

Balikpapan, sebagai salah satu daerah penghasil minyak, menurutnya, harus mendapatkan prioritas.

“Ini harus menjadi perhatian. Ya setidaknya kawan-kawan kita yang bisnisnya, profesinya sebagai tukang ojek bisa mendapatkan akses yang mudah. Ini yang kecil mesti kita bela,” papar Ganjar.

Dengan sikap tegas dan perhatiannya terhadap kesulitan masyarakat.

Ganjar mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi dalam menghadapi tantangan distribusi BBM bersubsidi yang semakin meresahkan ini. (*)