PEKALONGAN, Eranasional.com – Ratusan warga Kelurahan Buaran Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan antusias mengikuti Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara (tungsura) Pemilu 2024 yang digelar oleh KPU Kota Pekalongan, Selasa, 26 Desember 2023.

Para warga, baik dari pemilih pemula hingga lansia silih berganti berdatangan ke lokasi TPS 7 yang berlokasikan di Jalan Pelita 2 Buaran Gang 3 untuk melakukan pemungutan suara pemilihan Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota Pekalongan.

M Galep Fiyadi (17), salah seorang pemilih pemula asal Buaran Gang 3 mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Namun, ia juga sempat bingung saat berada di bilik suara untuk memberikan hak pilihnya. 

“Senang, tapi sempat bingung juga sih tadi karena jumlah surat suaranya ada 5 lembar. Apalagi saya baru pertama kali mengikuti ini. Tapi prosesnya mudah kok, kertasnya juga enggak susah dilipat,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mbah Wana’i, meski usianya kini memasuki 73 tahun. Mbah Wana’i tetap antusias mengikuti kegiatan simulasi dengan diantar anaknya.

“Saya senang bisa nyoblos lagi, meski hanya simulasi. Karena tadi ada 5 surat suara, jadi bukanya agak lama. Tapi semuanya sudah saya coblos. Insya Allah, tanggal 14 Februari mendatang tetap datang ke TPS untuk nyoblos,” tutur Mbah Wana’i.

Ketua KPU Kota Pekalongan, Fajar Randi Yogananda menjelaskan, meski bersifat simulasi akan tetapi waktu pelaksanaan tungsura ini sama persis dengan hari pemungutan suara sebenarnya yakni mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Lalu, dilanjutkan proses penghitungan suara.

“Kami mengundang 293 pemilih riil dari DPT Pemilu 2024 di TPS 7 ini untuk mengikuti simulasi. Mulai dari pemula hingga lansia. Proses atau tata cara dan kelengkapannya pun sama dengan pemungutan suara pada Pemilu 2024 nanti.

Namun, karena ini sifatnya simulasi. Maka lambang partai kami ganti lambang buah, dan nomor urutnya tidak sesuai dengan nomor urut partai,” bebernya.

Fajar menambahkan, tujuan diadakannya simulasi yakni agar Panitia Pemungutan Suara (PPS) bisa memahami teknis pemungutan dan penghitungan suara. Sebab, PPS nantinya akan melaksanakan bimbingan teknis untuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

“Kami akan mencari formulasi atau best practice, yang nantinya bisa kami gunakan saat pelaksanaan bimbingan teknis pada saat mendekati hari pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

“Kami akan lihat, hal-hal apa yang perlu dibenahi dan hal-hal bagus apa yang harus dipertahankan. Sehingga, nanti dalam memberikan materi  khususnya PPS kepada KPPS bisa efektif dan efisien,” katanya.

Menurutnya, ada 3 kategori pemilih yang menjadi perhatian saat simulasi terkait waktu yang dibutuhkan saat memberikan hak suaranya. Yakni pemilih pemula, lansia dan penyandang disabilitas. (*)