Boltim, ERANASIONAL.COM – Pembunuhan sadis terjadi di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut).
Korbannya seorang bocah perempuan berusia 8 tahun. Dan lebih menyedihkan lagi, yang membunuhnya adalah tantenya sendiri.
Bahkan sadisnya lagi, bocah tersebut buhan hanya dibunuh begitu saja, namun tubuhnya dimutilasi. Petugas yang melakukan autopsi sampai menangis melihat jazad korban.
Pelaku pembunuhan itu berinisial AM. Bahkan dia telah merencanakan pembunuhan tersebut.
Pembunuhan itu bermula ketika AM megajak TAM (8) untuk pergi memetik sayur.
Namun sesampainya di sana, AM langsung menyerang TAM menggunakan pisau.
“Korban saya bujuk ke TKP. Alasan pete sayur (memetik sayur),” ujar AM.
Namun, ternyata, sesampainya di TKP, pelaku membunuh korban.
Pelaku ternyata sudah merencakan aksinya sejak tiga hari sebelumnya.
Ia juga sudah menyiapkan pisau untuk membunuh korban.
Pisau tersebut, sudah dimodifikasi untuk digunakan sebagai senjata.
“Itu seperti pisau dapur besar tapi sudah di modifikasi, sangat tipis dan tajam,” kata Kapolres Boltim, AKBP Sugeng Setyo Budhi,
Motif pelaku membunuh korban kata Sugeng, dilatarbelakangi persoalan ekonomi.
AM tega membunuh bocah 8 tahun karena mengincar perhiasan kalung dan anting yang dikenakan korban.
Kasat Reskrim Polres Boltim, AKP Denny Tampenawas menyebut dari hasil penyelidikan, pelaku dan keluarga korban sebenarnya tidak ada konflik.
Denny menjelaskan bahwa modus pembunuhan pelaku yakni diduga suka hidup hedon.
“Memang atas dasar ekonomi pelaku ini, karena pelaku suka hidup hedon (mewah),” ungkap Denny.
Diduga karena untuk memenuhi kebutuhan itu pelaku tega menghabisi korban.
“Karena untuk memenuhi kebutuhan itu yang bersangkutan langsung mengambil kesimpulan seperti itu,” jelas dia.
Petugas Autopsi mengaku menangis saat melihat kondisi jenazah korban pembunuhan di Boltim.
Korban yang ditemukan tewas pasca hilang selama beberapa jam sempat dautopsi di rumah Sakit Bhayangkara Manado, Jumat 19 Januari 2024.
Jenazah yang tiba pukul 02.00 Wita, akhirnya dilakukan otopsi setelah tenaga medis datang pada pukul 07.00 Wita.
Proses autopsi memakan waktu selama empat jam di RS Bhayangkara Manado.
Para tenaga medis yang ada di RS Bhayangkara Manado pun tak bisa mengucapkan banyak kata selama autopsi.
Bahkan salah satu tenaga medis di RS Bhayangkara Manado mengaku sempat menangis melihat kondisi jenazah korban.
“Jujur saya nangis lihat kondisi jenazahnya. Kok ada orang tega melakukan hal seperti itu pada anak kecil,” ungkap salah satu tenaga medis wanita di RS Bhayangkara Manado.
Ia mengatakan selama menjalani tenaga medis di RS Bhayangkara Manado, baru kali ini dirinya melihat kekejaman seperti itu.
“Saya marah sekaligus sedih. Karena ini anak masih kecil,” ungkapnya.
Dirinya berharap keluarga yang ditinggalkan tetap diberikan ketabahan melalui semua ini.
“Semoga korban tenang di sisi Allah,” ungkapnya.
Diketahui, polisi telah menangkap pelaku pembunuhan.
Pelaku inisial AM seorang perempuan yang masih kerabat dengan korban.
Atas perbuatannya tersebut, AM dijerat Pasal 340 subsider Pasal 365 KUHP, lebih subsider Pasal 338 KUHP.
“Dengan ancaman Pidana Hukuman Mati, dan paling ringan 12 Tahun Penjara,” ujar Kapolres. (*)
Tinggalkan Balasan