Gempa guguran terjadi 5 kali dengan amplitudo mencapai 7 milimeter berdurasi 42-72 detik. Meski begitu, atas aktivitas vulkanik tersebut tidak ada laporan dampak hingga korban. Hingga kini status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berada pada level III (siaga).

Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada.

Dia juga menyampaikan adanya potensi bahaya ini tidak bisa diindahkan, sehingga Wawan mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan dan peduli akan aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang fluktuatif.

“Secara pentahelix bencana ini urusan kita bersama. Kami imbau masyarakat saling menjaga peduli dan sadar,” kata Wawan saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan kondisi Gunung Semeru yang masih fluktuatif itu bisa berpotensi munculnya bahaya sewaktu-waktu.