Padang, ERANASIONAL.COM – Gubernur Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor di wilayahnya diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

“Hujan dengan intensitas cukup tinggi tidak berhenti dari 12 jam,”ujar Mahyeldi, Selasa 12 Maret 2024.

Selain itu kata dia, bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

“Pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah juga menjadisalah satu penyebabn”jelasnya.

Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi.

“Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya,”jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, akumulasi data terakhir bencana hidrometeorologi basah di Sumatera Barat (Sumbar), sebanyak 30 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sementara yang masih dinyatakan hilang sebanyak 6 orang.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto.

“Sumatera Barat akhir-akhir ini terjadi bencana hidrometeorologi basah yakni banjir dan tanah longsor. Bencana ini cukup masif karena menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Ada 27 ditambah 3 di Padang Pariaman. Jadi 30 yang meninggal,” kata Suharyanto di Padang, Senin 11 Maret 2024. (*)