Menurut Muhari, demi memenuhi kebutuhan permakanan bagi warga terdampak dan pengungsi termasuk personel lintas stakeholder yang bertugas, tim satgas gabungan juga telah mendirikan dapur umum lapangan di beberapa titik yang tak jauh dari lokasi pengungsian, seperti yang ada di Desa Apengsala, Kabupaten Sitaro. Ia menyebutkan dapur umum itu dikelola oleh Dinas Sosial bersama TNI.

“Layanan dukungan psikososial oleh Kementerian Sosial juga terus dilakukan untuk pendampingan psikologis bagi anak-anak yang mengungsi. Hal ini dilakukan guna menghalau perasaan trauma dan memberikan hiburan selama tinggal sementara di pengungsian,” ujarnya.

Sementara itu, pos kesehatan juga sudah didirikan di Gedung Gereja Betel Paninteang, Desa Lesah, Kabupaten Sitaro. Tim dari Dinas Kesehatan, PMI, termasuk relawan lainnya terus memberikan layanan kesehatan dan membagikan masker secara rutin, menyusul erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Unsur dari TNI dan Polri juga terus melakukan gotong royong bersama berbagai pihak untuk pembersihan jalan-jalan dari batu, kerikil serta pasir abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Ruang saat erupsi. “Banyaknya material vulkanik itu telah menyebabkan 363 unit rumah dan dua gereja rusak,” ucapnya.

Di samping itu, PLN SulutGo juga telah melakukan perbaikan jaringan listrik yang sebelumnya padam akibat dampak erupsi. Hal itu memudahkan tim satgas dalam upaya penyelamatan dan evakuasi warga termasuk langkah lainnya dalam rangkaian operasi penanganan darurat.