Lumajang, ERANASIONAL.COM – Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi.

Bahkan dalam rentang waktu 24 jam terakhir, tepatnya dari Selasa 16 Juli 2024 pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat mengalami 99 kali letusan dan 98 kali guguran.

Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru Mukdas Sofian melaporkan bahwa lava pijar terlihat turun dari puncak kawah Jonggring Saloko menuju Besuk Kobokan.

Melalui pantauan kamera CCTV, lava tersebut mencapai jarak luncur maksimal hingga 1.500 meter.

“Teramati secara visual guguran lava pijar dengan jarak luncur kurang lebih 1.500 meter ke arah tenggara atau Besuk Kobokan,” ujar Mukdas dikutip dari Kompas TV, Rabu 17 Juli 2024.

Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tinggi, status gunung api ini telah diturunkan dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Sejak penurunan status tersebut, laporan aktivitas Gunung Semeru kini dikeluarkan setiap 24 jam sekali.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengonfirmasi terjadinya guguran lava pijar dalam 24 jam terakhir.

“Benar terjadi guguran lava pijar sejauh 300 sampai 1.500 meter ke Curah Kobokan,” kata Yudhi.

Kata dia, hingga saat ini belum ada laporan dampak yang diterima oleh BPBD Lumajang akibat aktivitas Gunung Semeru tersebut.

Meskipun belum ada dampak yang dilaporkan, BPBD Lumajang tetap mengimbau warga yang beraktivitas di sekitar lereng Gunung Semeru untuk selalu waspada.

Yudhi menekankan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh masyarakat:

Warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Hal ini dikarenakan area tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Dalam radius tiga kilometer dari kawah Gunung Api Semeru, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun karena adanya risiko bahaya lontaran batu.

“Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan memperhatikan rekomendasi dari PVMBG. Penting juga bagi masyarakat untuk terus memantau perkembangan situasi melalui alat komunikasi masing-masing, mengingat erupsi yang terjadi terkadang tidak bisa dilihat secara visual,” pungkas Yudhi. []