Palu, ERANASIONAL.COM – Anggota DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng)Terpilih Periode 2024-2029, Muhammad Safri sindir keras Erick Thohir.

Penyebabnya karena perilaku wasit Eko Agus Sugiharto yang memimpin laga perempat final PON XXI Aceh-Sumut 2024 antara Aceh vs Sulawesi Tengah berakhir dengan kericuhan.

Menurut Safri, insiden yang terjadi pada laga tersebut tidak lepas dari kinerja wasit Eko yang berat sebelah.

“Insiden yang terjadi dalam laga tersebut adalah buah dari kinerja wasit Eko yang sangat buruk,”tegas Sari.

Menurut Safri, Gaya kepemimpinan wasit Eko yang berat sebelah itu, membuktikan bahwa PSSI gagal melakukan perubahan dalam membenahi kualitas wasit.

Sangat disayangkan,” tegasnya, Sabtu 15 September 2024.

Safri yang merupakan Manajer klub sepak bola FC Putra Bajo ini menilai ulah wasit Eko Agus Sugiharto sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Dirinya mendesak PSSI untuk segera melakukan evaluasi dan memberikan sanksi tegas terhadap wasit tersebut.

Selain mencabut lisensi sebagai wasit profesional, Safri juga meminta agar wasit Eko dilarang melakukan aktivitas dalam kompetisi sepak bola di bawah naungan PSSI seumur hidup mereka.

Ulah Eko telah mencederai sportivitas dan sangat merugikan tim PON Sulteng.

“Kami mendesak PSSI segera melakukan evaluasi dan memberi sanksi tegas kepada wasit tersebut. Sebagai efek jera, selain mencabut lisensi sebagai wasit profesional tetapi diberi hukuman berat yaitu dilarang melakukan aktivitas dalam kompetisi PSSI seumur hidupnya,” tegasnya.

Wakil Ketua DPW PKB Sulteng ini juga mengingatkan PSSI untuk fokus melakukan pembenahan terhadap perangkat pertandingan agar menghasilkan pengadil lapangan hijau yang profesional dan kompeten.

Safri meminta Ketua Umum PSSI Erick Thohir tidak hanya fokus terhadap naturalisasi pemain tim nasional saja, tapi benahi juga kualitas wasit.

Kata dia, pembenahan sangat penting, agar para korps pengadil di lapangan hijau ini bisa bekerja profesional.

Bagaimana mungkin sebuah kompetisi akan berjalan baik jika wasit-wasitnya tidak berkompeten.

“Jangan hanya fokus membenahi timnas lewat program naturalisasinya, tapi kinerja perangkat pertandingan juga penting untuk keberlangsungan sepak bola di tanah air,” pungkasnya. []