Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) akan terus mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas tebu guna mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2028.

Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (hayati).

Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan SGN agar terwujudnya swasembada gula yakni mengajak para generasi muda, baik milenial atau gen z untuk ikut terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan industri tebu melalui program Inkubator Agripreneur Tebu.

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi disela-sela acara mengatakan bahwa, program ini diinisiasi sebagai solusi untuk link and match antara isu produktivitas dan peran generasi muda dalam sektor pertanian.

“Hari ini kami sedang menginisiasi, untuk melatih dan mendampingi petani muda yang berminat menjadi agripreneur profesional mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan,” katanya di Hotel Aston, Kamis, 14 November 2024.

Ia menambahkan, para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli. Dengan desain ini diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.

“Peserta yang lolos seleksi akan mengelola seperti mini estate, lahan tebu yang kita siapkan antara 50-100 hektare, dikelola seperti perusahaan dan dilakukan menggunakan teknologi. Untuk pilot project yang pertama di Pekalongan, lalu kediri dan wilayah lainnya akan menyusul,” jelasnya.

Tidak hanya itu, SGN juga akan melengkapi peserta dengan fasilitas modern, mulai dari teknologi drone untuk pemupukan hingga alat pemanen, menyediakan tempat tinggal, transportasi, dan biaya hidup.

“Dalam 3 hari, yang mendaftar ada 1.016 orang dari berbagai wilayah. Meski sudah kita tutup, tapi masih banyak yang antusias untuk mendaftar. Untuk di Pekalongan nanti kita akan siapkan disekitar PG Sragi,” terang Mahmudi.

Nantinya, proses seleksi ketat akan dilakukan SGN, diantaranya meliputi tahapan bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, hingga kemitraan untuk mendukung terciptanya petani muda yang mampu berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional.

“Output program ini dari sisi produktivitas, secara nasional minimal 10 ton per hektar. Saat ini masih setengahnya. Harapannya, nanti bisa mendapatkan margin yang lebih. Transaksi terakhir produksi gula mencapai 2,4 juta ton dan untuk target 2028 sekitar 3,3 juta ton, jadi ini yang harus ditingkatkan,” ujarnya.

Sementara itu, Mohammad Rizal Ismail, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Republik Indonesia mengatakan, upaya peningkatan gula nasional ini secara Perpres amanahnya ke PTPN.

“Tetapi, kami sangat apresiasi pada SGN. Dimana anak perusahaan dari PTPN yang fokus atau tugas utamanya adalah peningkatan produksi dan produktivitas gula secara nasional. PTPN ini kalau secara nasional, 35% luasannya dibawah kendali pak Mahmudi dari SGN. Jadi ini sangat strategis,” ucapnya.

Menurutnya, langkah-langkah ekstensifikasi ini sangat strategis karena di hulu di sisi budidaya memang terkendala di produktivitas.

“Jadi nanti, para generasi muda yang di inkubator agripreneur tebu ini di didik, didampingi dan diberikan fasilitas saprodi (sarana produksi), teknologi, mekanisasi pertanian sekaligus dibekali dengan kemampuan pengelolaan keuangan bisnisnya,” tutur Rizal.

Sehingga, lanjutnya, nanti kalau di mini stage mereka sukses. Ia berharap secara nasional akan memacu dan memicu peningkatan produksi secara nasional. Jadi, ini sangat positif sekali dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas gula nasional.

“Karena saat ini, kita masih defisit gula konsumsi. Nah ini, alhamdulillah hitung-hitungan dari badan pangan nasional (Bapanas) konsumsi kita berkurang tahun ini. Kita menurun dari 3,4 juta ton kebutuhan gula konsumsi dan tahun ini itu kita turun 2,9 juta ton,” jelasnya.

Jadi kalau dengan capaian 2,4 juta ton berarti kira-kira defisitnya sudah lebih kecil lagi, kurang lebih sekitar 500-600 ton. Dan tahun 2025, pihaknya sudah berkomitmen bahwa akan ada peningkatan luasan, produksi, dan rendemen.

“Dan strategi-strategi oleh SGN ini, baik inkubator agripreneur tebu, etera, kur khusus, dan nanti si manis yang akan dilaunching tanggal 20 november ini sangat luar biasa. Akan ada lompatan besar untuk mencapai swasembada pangan, termasuk swasembada gula nasional pada tahun 2028,” terangnya.

Adapun target swasembada gula konsumsi nasional, yakni tahun 2028. Sedangkan gula industri, tahun 2030, sekaligus target mencapai produksi 1,2 juta kilo liter bioetanol dari tebu untuk ketahanan energi.

“Jadi, pergulaan ini tidak hanya pangan tapi juga energi,” pungkasnya. (em-aha)