Makassar, ERANASIONAL.COM – Kini jika kalian memiliki riwayat penyakit kronis seperti, diabetes, sakit ginjal, kanker kronis, stroke dan penyakit lainnya tidak perlu lagi berobat ke Jakarta atau ke luar negeri.
Karena kini, Celltech Stem cell Centre Vinski Tower membuka layanan untuk menyembuhkan penyakit tersebut di Makassar. Vinski Tower menggandeng Rumah Sakit Universitas Hasanuddin untuk layanan perawatan ini.
Direktur Celltech Stem Cell Center Vinski Tower, Prof. Deby Vinski mengatakan, kehadiran stem cell di Makassar dan khususnya Indonesia Timur sebenarnya sudah lama direncanakan, namun baru terealisasi.
Kata Prof. Deby, ada 80 jenis penyakit yang bisa disembuhkan di Celltech Stemcel Centre Vinski Tower.

“Diantaranya autism spectrum disorder, prader willy syndrome, gangguan ginjal, penyakit jantung, autoimun, kelainan darah, luka bakar, downsyndrome, stroke, osteoarthritis, menopause, liver disease, spinal, cerebral palsy, dan lainnya,”ujar Prof. Deby Vinski, di RS Unhas, Sabtu 25 Januari 2025.
Sembuh Usai Terapi Celltech Stem Cell

Prof. Deby mengatakan, beberapa orang-orang penting hingga deretan selebrita telah menjalani terapi Stem Cell untuk mempertahankan kesehatannya.
Di antaranya Wapres ke-10 dan 12, HM Jusuf Kalla, Surya Paloh, Prof. Mahfud MD, Hotman Paris Hutapea, dan beberapa artis.
“Ustazah Oki Setiana Dewi dan Anada Sulaiman sembuh dan sehat serta ibunda yang telah mengalami autoimune lebih dari 17 tahun sembuh setelah terapi di Celltech Stem Cell,” jelas Prof. Deby.
Simpan Tali Pusat Bayi di Celltech Stem Cell

Prof Deby mengajak masyarakat untuk menyimpan tali pusat agar kelak dijadikan stem cell dan tak perlu ke luar negeri. Cukup simpan di Celltech Stem Cell RS Unhas, yang rencananya di buka di lantai 6 RS. Unhas.
“Kedua anak selebrita Aurel dan Atta Halilintar menyimpan tali pusatnya saat lahir di Celltech Vinski Tower Jakarta,”jelasnya.
Kata Prof Deby, penting sekali menyimpan tali pusat saat bayi lahir. Karena darah dan jaringan tali pusat dapat mengobati penyakit seperti autisme, kanker darah, kelainan darah hingga beberapa gangguan sistem imun.
5 Manfaat Simpan Tali Pusat Bayi

1. Sel Puca
Darah tali Pusat berbeda dengan darah biasa karena bersifat sangat konvensional dan belum terkontaminasi dengan lingkungan luar. Oleh karena itu, sel Puca yang diperolehdari darah tali pusat merupakan bentuk konvensional.
2. Digunakan untuk Terapi
Darah tali pusat telah digunakan untuk terapi pada hampir 80 tipe penyakit dengan lebih dari 35.000 transplatansi termasuk terapi berbagai kelainan darah, thallasemia, dan kelainan sistem imun.
3. Memberikan Perlindungan Bagi Keluarga
Memberikan perlindungan bagi keluarga sang bayi akan memiliki sumber sel Puca dengan kecocokan penuh (TransplatansiAutologus)untuk kecocokan darah dialirkan ke dalam kantung darah dirinya sendiri, serta 50% untuk orang tuanya, dan 25% kecocokan untuk saudara kandungnya.
4. Hanya Satu Kali Kesempatan Seumur Hidup
Hanya satu kali kesempatan seumur hidup untuk memperoleh sel Punca bayi, yaitu ketika proses melahirkan. Jika tidak maka sel Punca yang sangat berharga ini hanya akan dibuang sebagai limbah medis.
5. Sederhana, Cepat dan Tidak Menimbulkan Rasa Sakit
Proses pengambilan darah tali pusat sangatlah sederhana, cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Para tenaga medis yang telah terlatih hanya memerlukan waktu 5 menit untuk mengumpulkan sampel darah, tanpa menganggu atau mempersulit proses persalinan.
Sementara itu Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa, menambahkan kehadiran Celltech Stem Cell Center Vinski Tower di Makassar sangat penting, karena Indonesia harus kehilangan lebih dari Rp 100 triliun devisa pertahun akibat kalangan menengah atas lebih cenderung berobat ke luar negeri.

“Itu karena alternati pengobatan di Indonesia dianggap teknologinya kurang canggih dan modern maka mereka pergi ke Singapura, Amerika, Eropa, Jepang, Thailand dan China untuk berobat,”jelasnya.
Penyebabnya kata Prof JJ karena orang Indonesia terlalu takut mengimplementasikan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.
“Sebagai investasi yang harus jadi pusat inovasi tentu kami harus ikut bagian dari proses penguatan clinical riset. Kita tidak bisa melakukan inovasi kalau tidak ada hal yang mendukung,”ujar prof JJ. []
Tinggalkan Balasan