Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Untuk menjaga kondusifitas selama bulan Ramadan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan akan meningkatkan sinergitas kesiapsiagaan ketertiban umum, ketentraman dan pelindungan masyarakat (tibum tranlinmas).
Sinergitas ini diwujudkan dalam bentuk sarasehan bersama para lurah, camat, OPD terkait serta TNI dan Polri yang berlangsung di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan, Rabu siang, 5 Maret 2025.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid menyampaikan bahwa, peran semua instansi sangat penting dalam menjaga tibum tranlimas di Kota Pekalongan selama bulan ramadan hingga lebaran Idul Fitri.
Semua unsur trantibumlinmas tersebut dapat berperan untuk mendeteksi dan mengantisipasi permasalahan persoalan di lapangan, serta mewujudkan tibum tranlimas.

“Pertama, terkait pengaturan lalu lintas. Karena setiap sore banyak masyarakat ngabuburit, yang tentunya membuat kepadatan. Seperti, di depan Kantor Radio Kota Batik (RKB) atau sepanjang Jalan Kurinci, Alun-Alun Kota Pekalongan, wilayah dekat makam Sapuro, dan sebagainya,” ujarnya.
Ia meminta kepada dinas terkait untuk membantu penataan dan penertiban mobilitas masyarakat yang berlalu lalang dan pedagang, agar tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas terutama pada sore hari menjelang berbuka puasa.
Selain itu, adanya penataan parkir yang lebih rapi. Tak hanya itu, persiapan arus mudik lebaran juga sedari awal sudah harus dipikirkan matang-matang.
“Kedua, menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) selama ramadan dan lebaran dengan harga yang terjangkau. Kenaikan harga kepokmas di tengah masyarakat diharapkan tidak terlalu naik secara signifikan, dan memberatkan masyarakat,” terang Aaf, sapaan akrabnya.
Aaf menambahkan, terkait potensi penyakit masyarakat (Pekat) yang dapat mengganggu tibum tranlinmas seperti tawuran, perang sarung, balap liar, dan sebagainya juga harus diantisipasi.
Pada saat hendak membangunkan orang sahur juga semuanya harus dilakukan dengan tertib dan baik. Jangan sampai menjadi masalah dan memicu keributan antar warga.
“Membangunkan orang sahur (tong tong prek) itu bagus untuk membangun tradisi yang sudah dilakukan sedari nenek moyang kita, tapi harus dengan cara yang baik dan sopan-santunnya tetap diutamakan,” katanya.
Ia juga meminta kepada instansi terkait untuk mengecek potensi kerawanan bencana, seperti inventarisasi tanggul retak, miring dan sebagainya sehingga bisa segera ditangani sebelum terjadinya bencana. Ia berharap, semuanya lancar dan tidak ada kendala berarti.
Kasatpol P3KP Kota Pekalongan, Sriyana menjelaskan, dengan melibatkan para camat dan lurah sebagai pemangku wilayah masing-masing ini diharapkan mereka bisa menyampaikan hal-hal terkait dengan penerapan tibum tranlinmas di Kota Pekalongan.
“Peran mereka sangat strategis sekali untuk memberikan edukasi, peringatan kepada warganya agar tidak terjadi potensi penyakit masyarakat yang menyebabkan gangguan tibum tranlimas. Seperti tawuran, peredaran minuman keras, perang sarung, balap liar, dan sebagainya,” bebernya.
Ia menambahkan, bahwa dari Satpol P3KP tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tapi membutuhkan peran serta dari para lurah, camat, TNI, Polri dan unsur masyarakat lainnya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan