Gowa, ERANASIONAL.COM – Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Masyarakat Kabupaten Gowa nyaris berujung petaka.
Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), nyaris terbakar saat massa aksi membakar ban di depan kantor, Kamis 24 April 2025 sore.
Kericuhan pecah saat mahasiswa berusaha memaksa masuk ke dalam kantor dan dihadang aparat kepolisian.
Saling dorong tak terelakkan, bahkan beberapa mahasiswa dan petugas sempat terkena kobaran api saat ban yang telah disiram bahan bakar dibakar di depan pintu utama kantor.
Beruntung, aparat yang berjaga berhasil memadamkan api dan mengendalikan situasi. Setelah ketegangan mereda, mahasiswa akhirnya diizinkan untuk berorasi di halaman kantor.
Aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap pengalihfungsian lahan pertanian produktif menjadi kawasan perumahan di Kabupaten Gowa.
Massa menuding Dinas Pertanian setempat terlibat dalam pemberian izin rekomendasi kepada pengembang.
“Kami menuntut Bupati Gowa segera mencopot Kepala Dinas Pertanian karena diduga menyalahgunakan wewenang. Ada indikasi izin diberikan secara terang-terangan untuk membangun perumahan di lahan pertanian yang dilindungi undang-undang,” ujar Muhammad Fajrin Rahman, Koordinator Aksi.
Fajrin juga menyebutkan beberapa wilayah seperti Barombong menjadi contoh nyata maraknya pembangunan perumahan di atas lahan yang masuk kategori Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), yang menurutnya melanggar Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Gowa, Nurlia, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil kajian dan pertemuan yang tengah berlangsung di Jakarta terkait perubahan aturan pengalihfungsian lahan.
“Baru-baru ini Kepala Dinas bersama tim ke Jakarta. Kami imbau agar lahan-lahan produktif tidak dijadikan kawasan perumahan, tetapi tetap ada beberapa kepentingan yang ikut mempengaruhi,” ungkap Nurlia.
Terpisah, Kasat Sabhara Polres Gowa, AKP Aslam, mengatakan bahwa gesekan antara massa aksi dan aparat adalah hal yang biasa dalam dinamika penyampaian aspirasi.
“Kami tetap hadir untuk mengawal dan mengayomi jalannya demonstrasi secara kondusif,” tegasnya.
Aliansi mahasiswa berencana akan kembali menggelar aksi lanjutan dalam skala yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti.
Tinggalkan Balasan