Demak, ERANASIONAL.COM – Belasan warga Demak, Jawa Tengah jadi korban penipuan kerja di Korea Selatan.

Sesampainya di negeri ginseng itu mereka hanya dibekali visa turis, bukan visa kerja seperti yang dijanjikan.

Kasus ini mencuat setelah sembilan korban yang tergabung sebagai calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengaku tertipu oleh sponsor pengiriman tenaga kerja.

Menurut pendamping hukum para korban, Sujadi, mengatakan bahwa masing-masing mengalami kerugian berbeda, mulai dari Rp80 juta hingga Rp150 juta.

“Klien kami dijanjikan bisa bekerja secara resmi di Korsel dengan gaji menggiurkan, Rp1 juta per hari. Semua proses diurus oleh pihak sponsor dengan syarat membayar Rp80 juta,” terang Sujadi, di Jepara, Senin (5/5/2025).

Namun kenyataan berkata lain. Alih-alih diterbangkan langsung ke Korsel untuk bekerja, para korban justru diajak ‘berkeliling’ ke Malaysia, Hongkong, dan Macau.

Selama di perjalanan, mereka mengenakan jaket komunitas motor gede (moge) bertuliskan Familia MC — seolah sedang mengikuti tur internasional. Jaket ini dibagikan sejak keberangkatan di Jakarta, lengkap dengan sesi foto di atas moge yang bukan milik mereka.

“Saat sampai di Korsel, mereka langsung dicekal karena ternyata hanya mengantongi visa turis. Mereka dianggap masuk sebagai wisatawan, bukan pekerja,” jelas Sujadi.

Pihaknya pun sudah melaporkan kasus ini ke Subdiv IV Unit II Polda Jateng sejak 21 Maret 2025. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari aparat.

“Kami juga akan melaporkan ke BP2MI Jateng agar mendapat dukungan dalam proses hukum dan pemulihan kerugian korban,” tegasnya.

Salah satu korban, Abdul Malik, menceritakan bahwa ia tertarik bergabung karena informasi yang dibagikan oleh dua tetangganya, Kusnan dan Mat Solekan, warga Guntur, Demak.

“Saya percaya karena informasi itu datang dari tetangga sendiri. Kami dijanjikan gaji Rp28–Rp29 juta per bulan. Tapi kenyataannya, hanya ditipu,” ujar Malik.

Ia mengaku telah mengeluarkan uang Rp80 juta yang sebagian besar berasal dari pinjaman dan gadai sertifikat tanah. Kini, ia bersama korban lainnya menuntut pertanggungjawaban dari pihak sponsor.

Sementara Khusnan dan Mat Solekan, dua nama yang diduga menjadi pelaku utama dalam kasus ini, tidak dapat dihubungi hingga berita ini diturunkan.