Banyuwangi, ERANASIONAL.COM – Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali terus digencarkan tim SAR. Kali ini fokus pencarian mengarah ke titik dengan kedalaman sekitar 50 meter yang diduga menjadi lokasi utama kapal tenggelam.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii, mengatakan titik tersebut menjadi perhatian khusus mengingat medan penyelaman cukup menantang.

“Informasi sementara, titik tenggelam kapal berada pada kedalaman 50 meter,” kata Syafii dalam keterangan pers, Rabu (3/7/2025).

Untuk mendukung operasi evakuasi, Basarnas mengerahkan sembilan kapal besar dengan total kekuatan hampir 400 personel. Selain tim penyelam, unsur TNI AL, Polairud, dan sejumlah relawan juga dilibatkan dalam pencarian yang diperluas hingga 194 nautical mile persegi.

Operasi SAR sejauh ini masih mengacu pada ketentuan tujuh hari kerja. Namun, Syafii menegaskan operasi bisa dievaluasi dan diperpanjang sesuai kebutuhan di lapangan.

“Operasi setiap saat bisa kita evaluasi dan kita perpanjang bila memang masih dibutuhkan,” jelasnya.

Kapal Motor (KM) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali dalam pelayaran dari Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali pada Rabu malam, 2 Juli 20252sekitar pukul 23.15 WIB. Kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 Anak Buah Kapal (ABK), serta membawa 22 unit kendaraan berbagai jenis.

Kejadian bermula saat KM Tunu Pratama Jaya melakukan bongkar muat di Pelabuhan LCM Ketapang pukul 22.28 WIB dan bertolak menuju Gilimanuk pukul 22.56 WIB. Sekitar pukul 23.15 WIB, kapal mengalami hilang kontak dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan kemudian dikonfirmasi tenggelam.

Cuaca buruk diduga menjadi salah satu faktor dalam insiden ini. Pada saat kejadian, arus laut tercatat mencapai 2 meter per detik, gelombang setinggi 2,5 meter, dan kecepatan angin mencapai 9 knot.