Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Jelang pemindahan para pedagang dari pasar darurat ke Pasar Banjarsari, Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid meninjau kesiapan dan evaluasi di pasar tersebut.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam menghadirkan pasar tradisional modern yang tertata dan aman.

Wali Kota Aaf, sapaan akrab Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan, bahwa proses pemindahan pedagang dari pasar darurat ke bangunan baru akan dilakukan setelah pengundian lapak. Ia juga mengimbau kepada pedagang yang telah terdaftar, agar berkoordinasi teknis dengan dinas terkait.

“Kemarin kan sudah ada paparan dari Dindagkop-UKM di Pemkot, dan sekarang kita tinjau lapangan sejauh mana kesiapannya karena pada tanggal 21-24 Juli akan ada pengundian lapak,” kata Aaf di Pasar Banjarsari, Kamis (17/7/2025).

Aaf mengatakan, untuk pengundian akan dilaksanakan di Pemkot Pekalongan. Namun, bagi pedagang yang tidak hadir pada tanggal 21-24 Juli pihaknya akan tetap memberikan kesempatan pada tanggal 28 Juli.

Sedangkan yang belum bayar retribusi, maka akan dilakukan pengundian pada tanggal 1 Agustus 2025. Pihaknya menargetkan peresmian Pasar Banjarsari dilakukan pada bulan Agustus 2025, dengan tetap menunggu kepastian dari Kementerian Perdagangan maupun Kementerian PUPR.

“Walaupun saat peresmian nanti belum semua lapak terisi, paling tidak pedagang sudah bisa berpindah dan aktivitas bisa berjalan. Kita pastikan peresmian tetap dilakukan bulan Agustus,” tegasnya.

Dari sisi infrastruktur, progres pembangunan menunjukkan hasil positif. Penambahan jumlah kios telah rampung, sementara jembatan penghubung antarblok, yakni blok A ke C dan blok B ke D ditargetkan selesai pada akhir Juli.

Beberapa pekerjaan lanjutan seperti kanopi bagian atas masih akan dianggarkan ke depan. Kendati beberapa elemen belum 100 persen selesai, ia memastikan bahwa kualitas konstruksi utama telah memenuhi standar keamanan dan ketahanan.

“Finishing mungkin belum halus, tapi kualitas dan kekuatan bangunan sudah diuji. Ini penting sebagai jaminan kenyamanan dan keselamatan jangka panjang,” tambahnya.

Berbeda dari struktur sebelumnya, Pasar Banjarsari kini hadir sebagai pasar tradisional modern murni. Tidak lagi bercampur dengan fasilitas komersial seperti mal, bioskop, atau supermarket, pasar ini dirancang lebih fungsional dan terbagi dalam empat blok utama sebagai upaya mitigasi.

“Antisipasi untuk kebakaran, termasuk pipa-pipa air yang ada sensornya juga sudah kita lakukan tapi mudah-mudahan tidak terjadi kebakaran seperti tahun 2018. Makanya, semuanya juga harus hati-hati,” harapnya.

Ketika pasar sudah ditempati, ia berharap kepada Dindagkop-UKM dan Satpol PP supaya lebih tegas tidak ada pedagang yang berjualan di depan, harus steril.

Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono menjelaskan secara rinci bahwa Pasar Banjarsari terbangun 2.940 lapak yang terdiri dari toko, kios dan los.

“Ini menyesuaikan jumlah pedagang sebelumnya. Dari jumlah pedagang itu, yang menempati toko ada 349. Untuk kios 687, sedangkan untuk los paling banyak yaitu 1.904,” jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa pasar ini menggunakan sistem zonasi. Zonasi untuk lantai bawah semuanya khusus pangan. Ada pangan basah dan kering, pangan basah seperti sayur-sayuran dan sejenisnya.

“Sedangkan yang kering seperti sembako, beras, dan sebagainya. Untuk lantai 2 dan 3 non pangan, non pangan ada konveksi, batik, sepatu, dan lain sebagainya,” terangnya.

Khusus blok D lebih variatif, dilantai 2 ada kios basah yang terdiri dari ikan, daging dan ayam. Lalu untuk lantai atasnya ada foodcourt atau makanan siap saji. (em-aha)