Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Semangat luar biasa ditunjukkan oleh siswa-siswi SLB Negeri Pekalongan dalam ajang Lomba Keterampilan Siswa (LKS) Disabilitas Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2025.
Meskipun seluruh perlombaan digelar secara daring, para peserta tetap menunjukkan kegigihan, ketekunan, dan dedikasi yang patut diacungi jempol.
Dalam kompetisi tersebut, pada 18 Juni 2025 dua siswa berhasil mengharumkan nama Kota Pekalongan, yakni Afzalur Rauf Al Rasyid meraih Juara 2 pada kategori Merangkai Bunga dan Anisa Velda Az Zahra meraih Juara 3 pada kategori Tata Boga.
Pada kategori Merangkai Bunga, Afzalur menghadirkan karya bertema “Kampung Batik Pesindon yaitu Gawangan dan Kenangan” di tingkat provinsi, setelah sebelumnya menampilkan tema “Sampur Sintren Nyai Sulasih” pada seleksi tingkat Cabang Dinas.

Kedua karya tersebut menggunakan elemen khas daerah seperti janur, bunga manggar, dan kain batik Pekalongan sebagai unsur utama.
Menurut pelatih, Angga Pratama Armadi Putra saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (25/6/2025) perubahan tema justru menjadi tantangan sekaligus peluang untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal melalui seni merangkai bunga.
Ia menjelaskan, bahwa awalnya mereka memakai palet warna yang soft di tingkat cabdin sebagai penggambaran sampur sintren itu sendiri, lalu gaspol dengan warna yang vibrant saat di provinsi biar tampil beda dan mencolok.
“Alhamdulillah, tahun ini adalah tahun kedua Pekalongan bertahan di posisi juara dua provinsi untuk kategori Merangkai Bunga,” jelas Ardi sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam lomba ini tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga mental dan fisik.
“Proses pembuatan video yang harus single take, bahkan hingga larut malam, tidak menyurutkan semangat anak-anak kita. Ini adalah pembuktian bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi,” sambungnya.
Sementara itu, Anisa Velda menunjukkan kreativitas tinggi di kategori Tata Boga. Ia menghadirkan kreasi brownies bertema “Surat Cinta untuk Mama”, yang dihias dengan kukis dan icing sugar bertuliskan pesan Hari Ibu. Hasil karyanya tampil cantik, manis, dan penuh makna.
Prestasi ini membuktikan bahwa dengan semangat, dukungan, dan ruang berekspresi yang tepat, anak-anak disabilitas mampu menunjukkan potensi terbaik mereka.
Kota Pekalongan patut berbangga atas capaian ini dan terus bergerak menuju pendidikan yang lebih inklusif dan bermakna. (em-aha)
Tinggalkan Balasan