Mamasa, ERANASIONAL.COM – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-80 di Lapangan Kondosapata, Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu (17/8), sempat diwarnai insiden tidak terduga.

Bendera Merah Putih yang seharusnya dikibarkan dengan khidmat, justru sempat terpasang terbalik di tiang utama.

Momen itu terjadi ketika pasukan pengibar bendera (Paskibraka) sedang menjalankan tugas mereka.

Kepala Bagian Protokoler Pemda Mamasa, Demmaelo, langsung bergegas ke arah tiang bendera.

Ia membantu tiga anggota pengibar yang terlihat panik, dibantu pula oleh pelatih upacara yang ikut berlari ke lokasi.

Proses pengikatan bendera kemudian dilakukan ulang hingga posisi Merah Putih kembali sesuai aturan.

Setelah itu, upacara dilanjutkan dengan lancar tanpa hambatan berarti.

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, angkat bicara terkait kejadian tersebut.

Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta upacara maupun masyarakat. Menurutnya, peristiwa ini murni akibat faktor nonteknis.

“Insiden itu diduga terjadi karena Paskibraka gugup, meski persiapan sebenarnya sudah dilakukan selama dua pekan,” ujarnya dikutip Senin, (18/8/2025).

Ia menegaskan bahwa tidak ada pihak yang dengan sengaja membuat kesalahan.

“Tidak ada yang mau salah dalam berbuat, karena itu kita ambil sisi positifnya saja,” ujarnya.

Menurut informasi, tim Paskibraka Mamasa telah menjalani latihan intensif menjelang peringatan kemerdekaan.

Latihan mencakup teknis baris-berbaris, pengibaran bendera, hingga tata upacara agar berlangsung khidmat.

Namun, faktor psikologis diyakini menjadi penyebab utama munculnya kesalahan saat momen penting tersebut.

Sejumlah saksi mata menyebut, meski insiden sempat membuat suasana hening beberapa saat, seluruh peserta upacara tetap memberikan semangat kepada para pengibar.

Setelah bendera berhasil diperbaiki, tepuk tangan pun terdengar dari barisan penonton sebagai bentuk dukungan.

Insiden terbaliknya Bendera Merah Putih ini menjadi catatan tersendiri bagi penyelenggara.

Namun, semangat nasionalisme yang mengiringi perayaan HUT ke-80 RI tetap terasa kuat, baik bagi peserta upacara maupun masyarakat yang hadir di Lapangan Kondosapata.

Usai upacara bendera seluruh siswa/siswi yang terlibat menangis. []