BATANG – Bertepatan dengan momen lebaran hari raya Idul Fitri, pendiri “Desa Mandarin” Arif dan Amelia menggelar perayaan Syawalan secara virtual bersama anak-anak didiknya di Balai Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang pada Minggu (23/5) pagi.
“Tujuan kegiatan ini untuk mempererat tali silaturrahmi anak-anak dengan masyarakat setempat, karena kehadirannya juga di desa. Dan juga mengenalkan mereka kehidupan, serta kebudayaan umat Islam yang ada di dunia terutama China,” terang Amelia kepada eranasional.
Dalam kegiatan itu, Amelia juga menghubungi beberapa rekan-rekannya yang berada di Tiongkok, seperti Faturrahman Yahya perwakilan KBRI, Yang Junchu, Dosen Pengajar Bahasa dan Budaya Indonesia serta Imam Masjid Besar Tiongkok agar anak-anak didiknya bisa berkomunikasi secara langsung.
“Selama enam bulan ini, anak didik kami semakin bertambah. Tidak hanya dari anak-anak, tetapi juga remaja. Mereka sangat antusias untuk mempelajari bahasa dan budayanya,” kata dia.
Kedepan, dirinya beserta suami berencana untuk menyusun legalitas Desa Mandarin, supaya mendapat pengakuan dari masyarakat dan Pemerintah.
“Memang benar kami sedang menyusun legalitas Desa Mandarin, supaya diakui dari masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
“Usai acara ini, kami juga akan langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kedubes China yang ada di Jakarta dan sejumlah komunitas pecinta budaya China,” lanjutnya.
Menurut Amelia, meski namanya Desa Mandarin nantinya akan diberikan pelajaran bahasa asing lainnya. Selain itu, juga akan dibekali kemampuan kewirausahaan dari kecil.
Terpisah, Kepala Desa Sendang, Rasman mendukung dibentuknya Desa Mandarin karena manfaatnya akan dirasakan oleh generasi penerus, khususnya desa Sendang sendiri.
“Dari pihak desa sangat mendukung Desa Mandarin ini. Kabupaten Batang di 15 tahun ke depan, memiliki potensi yang sangat besar. Anak-anak kami pasti bisa kerja di wilayah sendiri (karena ada proyek pembangunan KIT Batang),” tegasnya. (MAH)
Tinggalkan Balasan