Grup band asal pekalongan/Foto ini diambil sebelum pandemi Covid-19

KOTA PEKALONGAN – Pandemi yang masih belum berakhir dan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dikeluhkan berbagai kalangan, tak terkecuali musisi dan penggiat seni di Kota Pekalongan. Mereka berharap pemerintah memberikan ruang gerak dan tempat bagi para pelaku seni di pekalongan.

“Tentunya, dengan adanya ppkm ini ruang gerak para pegiat seni dan musisi kota Pekalongan menjadi sangat terbatas untuk berekspresi di ruang terbuka dan live, karena berbagai alasan yang mendasar tentang pandemi ini,” ungkap Wiyos Saatriyo manajer salah satu grup musik di Kota Pekalongan, kepada Eranasional, Senin (2/8/2021).

Dengan terbatasnya ruang gerak, band yang dinaunginya pun memiliki banyak waktu senggang. Mereka memanfaatkan waktu dengan membuat lagu baru.

“Karena apapun alasan dan keadaannya, seorang musisi atau seniman memang dituntut untuk produktif dan kompeten dibidangnya masing-masing. Dengan kondisi seperti ini kita harus tetap melakukan hal-hal yang positif, salah satunya dengan berkarya,” kata Wiyosixx, sapaan akrabnya.

Menurut Wiyosixx, dia dan kawan-kawan satu grupnya biasa tampil dalam acara Live Music. Namun, akibat adanya pandemi, dia mengaku penghasilannya sangat terdampak.

Wiyosixx mengungkapkan kebanyakan rekan seprofesinya, menggantungkan hidupnya dengan mendapatkan penghasilan dari panggung ke panggung. Saat ini, lanjut dia, mereka berupaya bertahan dengan melakukan pekerjaan sampingan. Misalnya seperti berjualan makanan dan berdagang alat musik untuk bertahan hidup

“Harapan kami para musisi adalah pemerintah juga ikut andil dalam memberi ruang gerak dan tempat bagi para pelaku seni di pekalongan ini. Karena Pekalongan bukan hanya tentang Batik saja, Pekalongan juga memiliki kebanggaan di bidang musik. Tetap semangat buat teman-teman musisi, mari tetap berkarya meski ruang gerak kita terbatas,” pungkasnya.

Reporter: MAH

Editor: Angie