KENDAL, Eranasional.com- Petani Bawang Merah dan Asosiasi Bawang Merah Indonesia Kabupaten Kendal siap berkolaborasi dan bersinergi dengan semua elemen dan harus cerdas serta sadar politik demi kesejahteraan petani bawang merah.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua ABMI Kabupaten Kendal Jawa Tengah Akhmad Soleh diskusi dengan UMKM dan petani bawang merah Se-kabupaten Kendal Jawa Tengah di Hotel Tirto Arum Kendal Selasa (20/09/2022).
Dalam sambutannya Akhmad Soleh mengharapkan saling bersinerginya semua elemen di dunia pertanian khususnya bawang merah.
Selanjutnya Akhmad soleh yang juga Ketua SKI (Sekretariat Kolaborasi Indonesia) Kabupaten Kendal mengajak semua peserta diskusi untuk sadar politik dan cerdas memilih pemimpin.
Dalam kesempatan itu juga di jelaskan bagaimana cara memilih calon pemimpin yang baik dan bagus untuk masa depan. Dikarenakan kebijakan pemerintah sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik, sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
“Jika petani sadar politik, maka akan berpengaruh pada kebijakan pemerintah. Terlebih kini telah diterapkan sistem otonomi daerah sehingga petani harus memilih pemimpin atau kepala daerah yang pro terhadap petani,” ujarnya saat temu wicara dengan petani se-kabupaten Kendal. Jawa Tengah di Hotel Tirto Arum Kendal Jawa Tengah (20/9/2022).
Tak hanya ABMI (Asosiasi Bawang Merah Indonesia) saja kata dia, tapi semua elemen termasuk keluarga dan orang orang disekitar kita harus sadar dan cerdas dalam berpolitik. Dan sebentar lagi juga masuk proses pemilihan presiden.
“Pilihlah presiden yang pro petani. Petani harus cerdas memilih capres yang tepat,” Tegasnya.
Hal ini, lanjut dia, bisa diketahui dari visi dan misi yang diusung para calon presiden. Ia pun menyarakan agar petani mengajak diskusi dan debat para capres dan cawapres. “Gelar diskusi panel dan sampaikan aspirasi para petani. Tanyakan apa saja yang akan dilakukan jika jadi pemimpin. Kalau menang, tagih janjinya atau kalau tidak ditepati tuntut agar segera mundur dari jabatannya,” tuturnya.
Kalau perlu, lanjut dia, ajak para calon untuk membuat kontrak politik. “Kontrak politik ini perlu karena apa yang dijanjikan bisa ditagih dikemudian hari. Kalau tidak, maka bisa saja para pemimpin dan juga anggota DPR dan DPRD terpilih hanya cari uang saja,” katanya.
Ia pun mengkritisi kebiasaan petani dalam proses demokrasi.
“Jangan cuma NPWP (nomer piro wani piro). Budaya seperti itu harus dihilangkan dan mulai sekarang petani harus sadar politik,” tuturnya Selaku Ketua ABMI dan SKI Kabupaten Kendal Jawa Tengah
Menurut dia, banyak program dan kebijakan yang bisa menyejahterakan petani. Pusat tidak bisa intervensi, jadi harus menjadi sorotan petani. Apalagi sekarang ada UU perlindungan dan pemberdayaan petani, jadi bisa jadi acuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Ia menambahkan, tak hanya sadar politik, petani kini juga harus lebih cerdik dan cerdas. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat kesejahteraan petani. “Tak hanya menanam saja tapi juga harus paham konsep agribisnis dengan tanam yang tidak banyak ditanam,” katanya.
Hal ini, lanjut dia, bisa meminimalisasi dampak kerugian karena harga yang jatuh.
“Kebiasaan petani kita waktu harga tinggi tanam berjamaah, waktu panen produksi melimpah, harga jatuh,” ucapnya.
Namun, jika ABMI (Asosiasi Bawang Merah Indonesia) punya kontrak politik dengan para calon pemimpin yang akan kita pilih, maka diharapkan kepastian harga bisa lebih terjamin. “Pemerintah yang berkuasa nanti harus turun tangan. Harga jatuh produk petani harus dibeli pemerintah. L Ini juga jadi bentuk upaya gertak para petani agar tidak mempermainkan harga di tingkat petani dan pasar,” tukasnya. (Olam)
Tinggalkan Balasan