
JAKARTA, Eranasional.com – Terungkap, aksi pencabulan terhadap anak-anak yang tinggal di Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, terjadi sejak tahun 2016. Pelaku-pelakunya, lolos dari jeratan hukum pidana.
Ketua RW setempat, Nasrullah Dompas mengatakan, setidaknya ada puluhan anak yang mengalami pencabulan dari kurun waktu tujuh tahun terakhir. Dan, pelakunya sekitar 9 orang.
“Kalau berdasarkan catatan yang saya miliki, pelaku kekerasan seksual atau pencabulan terhadap anak-anak ada sembilan orang sejak tahun 2016,” kata Nasrullah saat ditemui di kawasan Marunda, Jumat (19/1/2023).
Pencabulan anak itu terjadi di beberapa tower rusun. Para korban terdiri dari anak perempuan dan anak laki-laki yang jumlahnya mencapai puluhan. Mereka menjadi sasaran empuk predator seksual yang juga menghuni rusun tersebut.

“Itu terjadi di beberapa tower rusun. Di sini kan total ada 11 tower,” tuturnya.
Kejadian terbaru, seorang balita berinisial AN (3), menjadi korban pencabulan pada Kamis (12/1/2023). Korban mengeluhkan sakit di area kemaluannya kepada ibunya.
Ibu korban pun langsung melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke Polres Metro Jakarta Utara. Namun, hingga kini, pelaku yang sudah teridentifikasi itu masih belum ditangkap dan bebas berkeliaran di rusun.
Adapun dari 8 kasus pencabulan yang terjadi sebelumnya, hanya dua pelaku yang akhirnya dipidana. Sementara, pelaku lainnya hanya diusir dari unit rusun.
“Pelakunya itu ada yang kakek-kakek warga sini juga, tukang batu, terakhir pelakunya warga RT 08,” ungkap dia.
Lebih Memilih Penyelesaian Secara Damai
Meski marak terjadi kasus pencabulan terhadap anak di Rusun Marunda, namun para keluarga korban tidak melaporkan ke polisi. Alasannya, kata Nasrullah, tidak mau repot berurusan dengan persoalan hukum. Mereka lebih memilih menyelesaikan persoalan itu secara damai.
Untuk kasus yang terakhir, Nasrullah mengaku mendorong orang tua korban untuk melakukan pelaporan. Awalnya, orang tua korban berat karena enggak mau repot.
“Dengan segala macam cara kami lakukan, akhirnya orang tua korban mau melaporkan ke polisi,” jelas dia.
Nasrullah mengklaim dirinya pernah meminta Pemprov DKI Jakarta untuk lebih memperhatikan keamanan di rusun. Dia menyebut, saat itu menyampaikan kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta di era Gubernur Anies Baswedan.
“Ini ada ribuan anak, persoalan mereka adalah tanggung jawab pemerintah. Ini kan Rusunawa tanggung jawab Pemprov DKI. Kami sudah sering angkat persoalan ini sampai di Musrembang,” tuturnya.
Meski demikian, kata Nasrullah, tak ada aksi yang dilakukan pemerintah terkait banyaknya kasus pelecehan seksual di Rusun Marsunda.
Meski begitu, dia masih berharap agar anak-anak yang tinggal di wilayahnya bisa bermain dengan aman tanpa dibayang-bayangi ancaman kekerasan seksual yang dapat terjadi kapan pun.
Tinggalkan Balasan