JAKARTA, Eranasional.com – Polda Metro Jaya memastikan informasi maraknya penculikan anak di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang tersebar melalui pesan berantai sejak pekan lalu merupakan hoax alias kabar bohong.
“Harap waspada karena sedang beredar musim penculikan anak di Indonesia. Waspada! Ada penculikan anak-anak yang berumur 1-12 tahun. bapak-bapak/Ibu-ibu harus menjaga anak kita dengan hati-hati. Penculikan sedang ada dalam kampung-kampung dan dia menyamar sebagai: Penjual, om telolet, ibu hamil, pengemis,” demikian bunyi informasi hoax tersebut.
Pada informasi itu, disebutkan penculikan terjadi di beberapa lokasi, seperti Kota Depok. Di atasnya, terpampang slogan berlogo Polda Metro Jaya dan Binmas Polri yang menyebarkan informasi mengenai kasus penculikan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko memastikan pesan berantai tersebut bukan berasal dari Polda Metro Jaya. Dia menyebut pesan tersebut adalah hoax alias kabar bohong yang sebelumnya juga pernah beredar di masyarakat.
“Hoax, kasus sebaran ini sejak 2018,” kata Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin (30/1/2023).
Dia meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh kabar yang beredar. Segala informasi yang tersebar harus dicek terlebih dahulu kebenarannya.
“Agar warga tidak lagi termakan isu-isu hoax yang dapat meresahkan masyarakat. Saring dulu sebelum sharing,” ujarnya.
Dia juga menyarankan agar masyarakat tidak segan bertanya dan meminta bantuan kepada pemerintahan setempat, termasuk kepolisian, terkait beredarnya informasi tersebut.
“Manfaatkan layanan-layanan kepolisian baik melalui Bhabinkamtibmas di RW, layanan di Polsek dan Polres, bahkan Polda Metro Jaya, untuk setiap informasi yang meresahkan,” ujarnya.
Divisi Humas Polri melalui akun Instagram @divisihumaspolri, juga membantah kabar maraknya penculikan di Depok, Jawa Barat, hingga Cakung, Jakarta Timur.
“Beredarnya informasi di media sosial terkait penculikan dan pembunuhan terhadap anak di bawah umur yang diambil organ dalamnya di wilayah Depok, Jawa Barat, adalah HOAX atau TIDAK BENAR,” demikian pernyataan Polri seperti dilihat, Senin (30/1/2023).
Dalam postingan hoax tersebut, turut diunggah tangkapan layar (screenshot) percakapan di aplikasi chatting. Dalam screenshot itu, ada gambar menyeramkan berupa anak kecil yang ada di atas rumput yang kondisinya sangat mengenaskan.
Gambar tersebut disertai narasi bahwa korban diambil organ tubuhnya. Dinarasikan ada sejumlah anak yang menjadi korban.
“Faktanya, setelah diklarifikasi ke kepolisian setempat, informasi tersebut tidak benar, bahkan informasi tersebut telah membuat masyarakat resah,” jelas Divisi Humas Polri.
Begitu juga dengan kabar penculikan yang disebutkan terjadi di SDN 01 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, dipastikan bohong. Untuk memastikan kebenaran kabar itu, personel Polsek Cakung telah meminta keterangan dari pihak keamanan SDN 01 Penggilingan serta warga sekitarnya.
“Hasil pengecekan ke lokasi dan meminta keterangan dari pihak keamanan SDN 01 Penggilingan serta warga sekitar bahwa di SDN 01 Penggilingan tidak ada penculikan anak dan berita viral di medsos tersebut HOAX,” tulis Polsek Cakung melalui akun Instagram @humas_polsek_cakung.
Isu penculikan anak yang baru-baru ini viral juga terjadi di Bekasi yang tersebar di aplikasi perpesanan. Dalam video, terlihat seorang anak sedang duduk di teras rumah.
Kemudian, seorang pria masuk menghampiri dan dinarasikan membius anak tersebut. Anak itu lalu tergeletak tak berdaya. Pria itu lalu memasukkan bocah tersebut ke dalam karung putih.
Kapolsek Bekasi Utara Kompol Arwan memastikan viral penculikan anak itu hoax, dan narasi yang dibuat di video viral itu tidak benar.
Selain itu, dikabarkan terjadi penculikan dua siswi SD di Gunungsindur, Bogor. Setelah ditelusuri ke pihak keluarga, dipastikan kabar penculikan tersebut hoax.
“Hasil dari penelusuran dan keterangan dari kedua anak tersebut bahwa berita tersebut adalah TIDAK BENAR/BERITA BOHONG/HOAX,” demikian keterangan yang disampaikan Polsek Gunungsindur.
Kedua siswi yang dikabarkan diculik itu ternyata takut dimarahi orang tua mereka karena pulang terlambat sehabis bermain.
“Yang sebenarnya terjadi adalah kedua anak tersebut pulang sekolah lebih awal kemudian kedua anak tersebut bermain sampai lupa waktu hingga akhirnya mereka takut untuk pulang ke rumah karena akan dimarahi oleh orang tua mereka, selanjutnya kedua anak tersebut mengarang cerita kalau mereka berdua telah menjadi korban penculikan,” ungkap Polsek Gunungsindur.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan