Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan, pada saat DKI Jakarta dipimpin Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), beliau sudah melakukan kunjungan kerja ke Belanda untuk mempelajari cara Belanda mengatasi banjir. Selain bertemu berbagai pejabat eksekutif, rombongan Gubernur DKI Jakarta juga bertemu dengan jajaran Van Oord untuk saling sharing ilmu dan pengalaman.
“Sebagai negara dengan kondisi geografis daratan yang berada dibawah permukaan laut, Belanda mempunyai banyak pengalaman mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan air, terutama penanganan banjir hingga pengelolaan air bersih. Karenanya, tidak salah jika Pemprov DKI Jakarta membangun kerjasama dengan berbagai pihak dari Belanda,” jelas Bamsoet.
Dia menekankan di bawah kepemimpinan PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, kini proyek Giant Sea Wall sedang dalam tahapan pematangan konsep mencakup aspek teknis, lingkungan, sosial, dan pembiayaan.
Proses ini sendiri, dikatakannya, turut melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta berbagai stakeholders terkait lainnya.
“Investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan Giant Sea Wall diperkirakan mencapai US$ 45 miliar. Selain menggunakan anggaran pusat dan daerah, pembiayaannya juga bisa menggunakan berbagai sumber investasi dari berbagai pihak. Termasuk melalui hibah yang dilakukan negara sahabat ataupun organisasi filantropis dunia,” pungkas Bamsoet.
Tinggalkan Balasan