BANDUNG, Eranasional.com – Ketua Dekranasda Kota Bandung, Yunimar Mulyana menyampaikan, dari 400 lebih UMKM binaan Dekranasda Kota Bandung, hanya 100 brand yang dikurasi untuk mengikuti acara ini. “Para pelaku usaha yang datang secara online dan offline. Mereka ini pelaku usaha binaan Dekranasda, Disdagin, Dinas Koperasi dan UMKM, serta binaan Tim Penggerak PKK dengan UP2K,” jelas Yunimar.
Ia mengatakan, para pelaku usaha tersebut terus dilibatkan untuk mengembangkan produknya. Dengan begitu produk lokal Kota Bandung bisa dikenal tak hanya di lokal, tapi juga hingga kancah internasional.
“Mereka di sini mendapat pelatihan digitalisasi karena memang sekarang kita harus melek teknologi. Kalau mau meningkatkan produk dan bisa dikenal sampai internasional, maka harus mau belajar agar tidak gagap teknologi,” pesannya.
Bahkan, dengan hadirnya beragam platform, maka kemudahan akan semakin diperoleh oleh para konsumen saat berbelanja kebutuhan mereka.
“Dengan platform tersebut, kita bisa diberikan kemudahan untuk mengakses dari rumah. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin agar kualitas usaha para UMKM bisa lebih meningkat lagi,” harapnya.
Ia menuturkan, selama pandemi kemarin, ia memperoleh banyak masukan dari para pelaku UMKM yang terkena dampak sektor ekonomi.
Demi meningkatkan kembali geliat ekonomi di Kota Bandung, akhirnya pada tahun 2020 Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berusaha untuk bisa menghadirkan produk UMKM di mal besar.
“Alhamdulillah kita bisa pameran di 9 mal. Mal ini wajib memfasilitasi secara gratis. Kita kurasi sesuai dg mal nya. Ada kriteria khusus, maka dari itu kita kurasi bersama malnya juga,” ungkapnya.
Tak hanya melakukan pameran di mal-mal sekitar Bandung, Dekranasda Kota Bandung pun membantu para pelaku UMKM untuk pameran sampai keluar pulau. Seperti pameran “Bandung Week Market” di Beach Walk, Kuta, Bali pada 13-18 Agustus 2022.
Rencananya, Dekranasda akan kembali menyelenggarakan Pasar Kreatif pada Juli tahun ini.
“Total omzet yang kita dapatkan selama pameran pasar kreatif 2022 itu Rp20 miliar.
Kami akan terus dorong dan dukung para UMKM untuk berkembang karena mereka inilah yang mengangkat perekonomian Kota Bandung,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur marketing S.id, Jamalul Izza menjelaskan, S.id hadir sebagai platform yang bisa memberikan solusi untuk produk online UMKM. Terlebih saat kondisi serba digital seperti saat ini.
“Sekarang kondisi serba digital. Apalagi saat Covid-19 kemarin bisa dikatakan semua harus serba online. Habit para konsumen pun berubah,” jelas Jamal.
Sehingga ia berharap, dengan kehadiran S.id bisa mempermudah para UMKM dalam menawarkan beragam pilihan kepada para konsumen, tapi dengan tampilan yang lebih sederhana dan rapi.
“Tentunya juga bisa memudahkan pengusaha untuk berjualan dan memudahkan pembeli untuk memilih produk yang mereka butuhkan,” imbuhnya. **
Tinggalkan Balasan