Menteri Sosial RI Tri Rismaharini. (Foto: Net)

BATANG, Eranasional.com – Prihatin dengan banyaknya jumlah kasus asusila pencabulan di Kabupaten Batang, dengan korban rata – rata anak di bawah umur. Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini secara khusus memberikan motivasi dan bantuan kepada para korban pencabulan di Aula Rumah Makan Gayeng Kampus Dracik, Kelurahan Proyonanggan Selatan, Kabupaten Batang, Senin (15/5/2023).

Kedatangan Tri Rismaharini memang cukup di rahasiakan, ia tiba di Batang pukul 15.30 WIB dan pulang pukul 17.30 WIB. Setibanya di lokasi, ia langsung menemui seorang anak dengan disabilitas ganda yang merupakan korban rudapaksa tukang cukur.

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya sangat respon sekali ketika mendengar informasi dari beberapa berita.

“Respon cepat kami dengan para korban, yakni menurunkan para staf.  Dan hari ini kita melakukan evaluasi hasil pendampingan para korban,” kata Mensos.

Ia menuturkan, dari hasil evaluasi, ada beberapa para korban yang harus ditangani secara khusus. Para orang tua dan keluarga korban juga turut diberikan penguatan psikososial serta edukasi pendampingan terhadap anak.

“Tadi kita dengan Bu Pj Bupati, Pak Kapolres dan Pak Dandim sepakat menangani secara khusus anak-anak ini,” tuturnya.

Risma juga menyebutkan ada beberapa korban yang sudah dewasa, saat korban ditanya butuh apa, maka akan dibantu untuk meneruskan kelangsungan hidup mereka.

“Mereka itu butuh apa, kita bantu alat usaha.  Ada yang belum dibantu karena ada yang belum ngomong. Tapi kita bantu alat usaha mereka agar bisa menyongsong melangsungkan kehidupannya. Sambil kita terapi, karena ada beberapa yang harus kita terapi,” ungkapnya.

Mensos Tri Rismaharini secara tertutup juga melakukan dialog dengan 13 korban asusila pencabulan yang dilakukan oknum guru ngaji, Tahyat (45) warga Desa Kedung Malang, Kecamatan Wonotunggal.

“Ya, macam-macam perasaan yang diceritakan para korban.  Ada yang marah, ada yang benci. Nah, trauma itu yang harus dihilangkan supaya mereka kembali normal dan maksimal dalam berpikirnya,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, akan ada psikolog yang akan mendampingi beberapa korban pencabulan. Mereka pun sudah mulai cerita yang menjadi kebutuhan untuk melanjutkan hidupnya.

“Bantuannya macam-macam, ada yang sudah kita berikan berupa mesin jahit, karena mereka bekerja di konveksi dan ingin buka sendiri. Dan alat-alat sudah kita siapkan,” tuturnya.

“Saya punya pengalaman di Surabaya, akhirnya seluruh para pendidik kita training, asesmen dan ada beberapa yang harus kita terapi. Itu memang agak berat tapi mudah-mudahan disini bisa. Karena saat itu saya tidak mengeluarkan biaya apapun dengan memanfaatkan rumah sakit dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada para korban dengan total sebesar Rp72.800.000,00.