Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid atau yang kerap disapa Aaf meninjau lokasi tanggul raksasa yang jebol. (Foto: Istimewa).

PEKALONGAN, Eranasional.com – Gelombang pasang tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir menyebabkan tanggul raksasa sepanjang 6km jebol di 6 titik. Air laut yang sebelumnya tertahan tanggul, kini menerobos memasuki areal tambak dan kawasan pemukiman warga.

Hal ini mengakibatkan sejumlah wilayah utara Kota Pekalongan pun tergenang rob dengan ketinggian air mencapai sekitar 10-60cm.

Beberapa wilayah yang tergenang rob hingga saat ini antara lain Kelurahan Padukuhan Kraton, Pabean, Bandengan, dan sebagian wilayah Kandang Panjang. Namun, yang terparah di wilayah Kelurahan Pabean.

Mendengar kabar tersebut, Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid dengan didampingi Pj Sekda Kota Pekalongan, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik serta Kepala DPUPR meninjau langsung lokasi tanggul yang jebol.

“Menurut perkiraan BMKG, puncak rob akan terjadi tanggal 16 (hari ini). Untuk meminimalisir dampak yang terjadi, sementara kami perbaiki dengan mendatangkan material batu dan tanah urukan serta alat berat untuk menutup lubang tanggul yang jebol,” katanya, Kamis (15/6/2023).

Ia menambahkan, setelah seluruh tanggul tertutup langkai lain yang akan dilakukan yakni mengaktifkan dan mengoptimalkan pemakaian rumah pompa untuk membuang debit air ke laut agar genangan air bisa surut atau berkurang.

“Untuk tanggul raksasa ini, perkiraan kan bisa tahan 8 tahun. Tapi ternyata 4-5 tahun sudah limpas, kita sudah koordinasi dengan PT Brantas. Dan sebenarnya ini belum masuk di rencana. Tapi karena ini darurat, mereka bisa mengalihkannya ke tanggul raksasa ini,” jelasnya.

Ia berharap, untuk penanganan jangka panjang, Pemkot Pekalongan bisa mengubah konstruksi tanggul raksasa yang semula berbahan tanah menjadi tanggul berbahan beton agar lebih kuat menahan tekanan gelombang, seperti tanggul beton di Pantaisari, Kelurahan Panjang Baru.

Diketahui, pembangunan tanggul raksasa yang sudah terbangun sejak tahun 2018 lalu tersebut merupakan tanggul untuk mengatasi masalah banjir rob antara 2 wilayah, yakni Kota dan Kabupaten Pekalongan dengan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp517 miliar. (em-aha)