Produsen tempe di Lampung Timur khawatir harga kedelai akan naik kembali yang berdampak pada rutinitas produksi. (Foto: Andin/Eranasional)

LAMPUNG TIMUR, Eranasional.com – Tahun 2022 lalu, bahan baku kedelai sangat tinggi, bisa mencapai Rp14.000 per kilogram untuk wilayah Lampung Timur. Akibatnya, ada beberapa produsen tempe menghentikan produksinya karena kewalahan disebabkan harga bahan pokok tempe itu selalu naik.

“Harga kedelai untuk hari ini per kilogram Rp12.000, lebih rendah dari tahun kemarin. Namun tidak menutup kemungkinan bisa naik kembali,” kata Catur, produsen tempe di Lampung Timur, Kamis (15/7/2023).

“Harga tempe di jual beragam di pasaran, ada yang Rp800, Rp1.000, ada yang Rp1.500,” sambungnya.

Catur mengaku dirinya baru mulai merintis usaha tempe pada tahun 2023, karena terinspirasi dari mertuanya yang memproduksi makanan rakyat itu sejak tahun 1985.

Foto: Tangkapan layar website Badan Pangan Nasional.

“Keuntungannya tidak besar, tapi juga tidak kecil. Sedang-sedang saja,” ujar Catur.

Dia berharap harga kedelai tidak naik, minimal stabil. Karena akan berdampak pada pelaku usaha tempe di Lampung Timur, bahkan di seluruh Indonesia. Katanya, pelaku atau produsen tempe banyak yang gulung tikar dan berhenti produksi akibat kenaikan harga bahan pokok.

Dalam tampilan website Badan Pangan Nasional, Sabtu (15/), harga per kilogram tempe menyentuh harga Rp12.900.

Berdasarkan penututan pelaku usaha tempe di Lampung Timur dan di website Badan Pangan Nasional itu, menunjukkan ada match di lapangan bahwa harga kedelai benar-benar turun yaitu per kilogram Rp12.000. (Andin)