“Konsep cluster ini memungkinkan adanya pengelolaan yang lebih terkontrol, yaitu melalui perbaikan tata letak dan penerapan biosekuriti yang ketat dengan pengelolaan yang lebih terintegrasi di semua tahapan proses produksi. Selain itu juga memudahkan dalam pengelolaan, meningkatkan efisiensi dan dapat meminimalkan dampak pada lingkungan dan serangan penyakit, ”kata Slamet.
Saat menghadiri panen perdana, Kepala Balai Perikanan Budidaya Ujung Batee (BPBAP), M. Tahang mengatakan ini merupakan panen parsial pertama dan sudah memberikan hasil yang cukup baik.
Semoga kedepannya hasilnya terus meningkat. “Kami berharap seluruh anggota kelompok dapat terus bersama-sama menjaga kinerja yang cukup baik ini. Dan kami BPBAP Ujung Batee siap memberikan pembinaan secara terus menerus kepada para petani yang membutuhkan di seluruh Aceh agar peningkatan produksi perikanan dapat terwujud dengan baik sehingga dapat berkontribusi untuk pangan. keamanan dan pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir Aceh, “kata Tahang.
Dan panen parsial pertama dilakukan pada Hari Kebudayaan (DOC) 60 hari, dengan mengambil antara 10-15% dari populasi yang dibudidayakan.
Beberapa keuntungan melakukan panen parsial antara lain: mengurangi kepadatan udang di tambak dapat menjaga kondisi kualitas air dengan berkurangnya limbah sehingga mengurangi resiko udang stres, sehingga meningkatkan produktivitas karena nantinya akan mendapatkan udang ukuran besar dan tentunya besar.
ukuran udang memberikan harga yang lebih tinggi, sekaligus untuk meningkatkan keuntungan.
Sementara itu, model tambak lestari yang dikembangkan merupakan kawasan tambak yang ideal karena mencakup kawasan pengelolaan air bersih, kawasan produksi, kawasan pengelolaan air limbah, dan kawasan mangrove, sebagai penyangga budidaya perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Konsep klaster ini memungkinkan pengelolaan yang lebih terkontrol yakni melalui perbaikan tata letak dan penerapan biosecurity secara ketat dengan manajemen pengelolaan yang lebih terintegrasi dalam seluruh tahapan proses produksi. Selain itu mempermudah dalam manajemen, meningkatkan efisiensi serta dapat meminimalisasikan dampak terhadap lingkungan dan serangan penyakit”, ungkap Slamet.
M. Tahang, Kepala Balai Penangkaran dan Perikanan Ujung Batee (BPBAP), mengatakan saat mengikuti panen pertama ini merupakan panen parsial pertama dan mencapai hasil yang cukup baik. Semoga hasilnya terus meningkat di masa mendatang.
Tinggalkan Balasan