Yogyakarta, ERANASIONAL.COM – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkap ada hasil positif dari pertemuan mereka dengan pimpinan Jamaah Masjid Aolia, Raden Ibnu Hajar Pranolo alias Mbah Benu, di Gunungkidul.

Pertemuan ini dilakukan pasca-Idulfitri versi Jamaah Masjid Aolia pada Jumat (5/4/2024), jauh lebih awal dari lebaran pemerintah maupun Muhammadiyah yang diprediksi, Rabu (10/4/2024).

“Alhamdulillah, silaturrahim klarifikasi dan mitigasi Mbah Ibnu Hajar berjalan lancar,” kata Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) DIY Fajar Abdul Bashir dalam keterangan resminya yang diterima, Senin (8/4/2024).

Dari pertemuan ini, Fajar melihat Mbah Benu adalah sosok terbuka dan mudah diajak berkomunikasi. Tak sulit baginya untuk menerima masukan.

Akan tetapi, kata dia, keyakinan ‘kontak’ dengan Allah itu belum bisa hilang 100 persen dan perlu sering dimitigasi supaya bisa kembali ke syariat secara utuh.

“Meskipun agak sulit menjelaskan, karena selain faktor usia, juga karena sudah berkurang pendengarannya, alhamdulillah Mbah Ibnu Hajar sudah mulai taslim. Saya menilai tidak cukup satu atau dua kali, tapi perlu beberapa kali menjelaskan,” tuturnya.

Jika keyakinan Mbah Benu ini nantinya memang sulit dihilangkan, Fajar menyarankan agar hal itu cukup kepentingan pribadi dan tak perlu mengajak masyarakat lain.

Fajar juga menyarankan kepada Mbah Benu manakala ada masyarakat yang masih bingung agar mengikuti ketetapan NU dan Pemerintah, bukannya menuruti ijtihad ‘kontak batin’ tadi.

“Dan alhamdulillah Mbah Ibnu Hajar menyepakati hal-hal ini. Untuk hal-hal lain, kami tidak menemukan kejanggalan, seperti shalat, dzikir yang dibaca, dan syariat lainnya masih sama sebagaimana syariat pada umumnya,” ungkap Fajar.