“Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar,” ucap sang khatib.

Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi sementara itu mengaku telah menginstruksikan jajarannya di KUA Banguntapan untuk menelusuri kebenaran video tersebut.

Hasilnya, diketahui bahwa salat idulfitri di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat.

Berdasarkan hasil konfirmasi jajaran KUA kepada ketua PHBI setempat, sosok khatib tersebut diketahui merupakan seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Saat khotbah yang bersangkutan menyinggung bab politik, diperkirakan sebanyak 25 persen jamaah angkat kaki dari lapangan.

“Di tengah khotbah, sebagian jemaah pergi meninggalkan lapangan setelah menyimak isi materi khotbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu,” ucapnya.

Ahmad juga menyebut saat panita memohon sang dosen untuk menjadi khatib, kedua belah pihak memang tak membicarakan materi khotbah.

Padahal kata Ahmad, Kemenag Bantul beberapa hari sebelum lebaran telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan salat Idulfitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.