Makassar, ERANASIONAL.COM – Hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia sudah memasuki 75 tahun.

Konsulat Jenderal Australia di Makassar bekerja sama dengan universitas hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Pameran Tho Nations: a friendship is born.

Pameran yang kuratori Museum Maritim Nasional Australia ini menceritakan kisah dukungan australia terhadap kemerdekaan Indonesia.

Selain itu juga ditampilkan koleksi kliping berita, foto dan sketsa oleh seniman perang Australia Tony Rafty dan salinan surat resmi dari pemerintah dan warga Australia.

“Pameran ini menyoroti sejarah panjang dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia dan kami senang membawa ke Makassar,”ujar Konsul-Jenderal Australia untuk Indonesia, Todd Dias.

Kata dia, ciri khas pameran ini telah menujukkan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia yang dibagikan oleh Pemerintah Australia.

“Tahun ini kami merayakan 75 tahun hubungan diplomatikantara Indonesia dengan Australia. Kenapa 75 tahun padahal Indonesia merdeka sudah 79 tahun karena, negara Indonesia tidak diakui sebagai negara merdeka di dunia dan PBB barulah pada bulan Desember 1949,”bebernya.

Itulah kata dia, menjadi tema pameran sehingga ditampilkan semua foto dan kliping berita terkait hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia.

Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa (JJ) menambahkan, selain pameran hubungan Astralia-Indonesia yang sudah terjalin lama, ada juga seminar foto.

“Dimana Kolaborasi Australi dengan Unhas sudah sangat banyak, 75 orang diidentifikasi oleh Australia sebagai orang-orang penting bagi Australia termasuk saya sendiri,”jelas Pro JJ.

Menurut Prof JJ kolaborasi Unhas dengan Australia sudah cukup banyak. Unhas juga kata dia sudah bangun gudung, Australia Indonesia Center.

“Ini adalah satu sejarah dibuat, dimana kalau selama 75 tahun, praktis Australia itu terus menerus membuat semacam program yang dibiayai oleh Australia, dan itu bagus buat kita,” beber Prof JJ.

Mulai tahun ini, Unhas menginisiasi suatu kegiatan yang dimana tercibta suatu sejarah dimana Indonesia merasa terima kasih ke Asutralia sehingga LPDP Kemendikbutristek menyiapkan maching fun.

“Berapapun jumlah yang Australia inginkan pada proyek ini maka itu maching dengan Indonesia. Jadi masing-masing Rp 60 miliar pada saat itu. Menurut saya sangat history. Mudah-mudahan ke depan teman-teman lebih banyak lagi mendorong kerja sama bilateral Australia dengan Indonesia,”pungkasnya. []