Menurut kesaksiannya, awalnya MFA mendekatinya untuk berbincang, namun kemudian mulai melakukan kontak fisik yang membuat korban merasa tidak nyaman.
Korban menjelaskan tindakan pelecehan berlanjut ketika MFA menyandarkan kepala ke bahunya, dan ia dipaksa untuk tetap berada di dekatnya.
“Aku disitu marah nian min, dan aku bilang kalo aku risih, (Ketika itu aku sangat marah min, dan sudah mengatakan kepadanya jika aku risih)” tulisnya.
Meski sudah menyatakan keberatannya, namun pelaku terus melakukan aksinya dengan merangkul bahunya di depan banyak orang tanpa persetujuannya.
Meski mengungkapkan ketidaknyamanannya, korban tidak mendapat tanggapan yang memadai, bahkan MFA terus merangkulnya di depan banyak orang tanpa persetujuannya. Lantaran pelaku merupakan petinggi di organisasi BEM Unsri, dirinya lantas tidak berani untuk mencegah lebih lanjut.
Dalam postingan itu juga, korban pelecehan seksual yang dilakukan MFA bukanlah dirinya seorang. Menurutnya, masih banyak korban lain namun tidak berani speak up.
Dia mendorong siapapun yang pernah menjadi korban untuk berani berbicara. Sebab, jika dibiarkan pelaku akan terus berlindung dibalik jabatannya tersebut.
Tinggalkan Balasan