Halmahera, ERANASIONAL.COM – Gunung Ibu yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, meletus pada Selasa 26 November 2024.

Peristiwa ini menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi 2.000 meter di atas puncak gunung, atau setara dengan 3.325 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat,” ujar Richard Chaniago, petugas pos pengamatan Gunung Api Ibu.

Berdasarkan data seismogram, letusan tercatat berlangsung selama satu menit 48 detik dengan amplitudo maksimum mencapai 28 milimeter.

Menyusul kejadian ini, status Gunung Ibu telah dinaikkan ke level III Siaga.

Demi keselamatan, pihak berwenang mengeluarkan sejumlah imbauan penting kepada masyarakat.

Warga dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius empat kilometer dari gunung.

Larangan ini diperluas hingga lima kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara.

Mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik, masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan diimbau untuk menggunakan alat pelindung diri, terutama untuk melindungi hidung, mulut, dan mata.

Richard juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban informasi di tengah situasi ini.

“Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” tegasnya.

“Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” tambah Richard.

Mengutip Antara, Gunung Ibu juga mengalami erupsi pada Senin 25 November 2024 sekitar pukul 17.06 WIT dengan luncuran abu setinggi 1,2 kilometer di atas puncak gunung.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Barat Daya,” kata Richard dalam keterangan tertulisnya.

Erupsi Gunung Ibu itu berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 1 menit 7 detik dari Pos Pengamatan Gunung Api Ibu di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu. []