Jakarta, ERANASIONAL.COM – Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan gempa bumi magnitudo 6,2 yang kini dimutakhirkan menjadi M5,7 mengguncang Aceh Selatan, Jumat (31/1/2025) petang.
Daryono menyebut, gempa dipicu akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang bersubduksi ke bawah Pulau Sumatera.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan BMKG diketahui mekanisme pergerakan batuan lempeng itu adalah oblique normal atau pergerakan secara mendatar dan turun.
“Dari pemodelan ini menunjukkan gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” ujar Daryono, dikutip dari Antara.

Sebagai informasi, gempa M6,2 terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh pada pukul 18.03 WIB.
Kemudian BMKG memutakhirkan skala intensitas gempa menjadi magnitudo 5,7.
“#Gempa Mag:5.7, 31-Jan-2025 18:03:43WIB, Lok:3.14LU, 96.95BT (37 km BaratDaya KAB-ACEHSELATAN), Kedlmn:58 Km #BMKG,” tulis BMKG melalui akun X @infobmkg.
Pihak BMKG juga mendeteksi pusat gempa bumi tektonik terletak di laut pada kedalaman 59 kilometer dengan koordinat 3,15° Lintang Utara (LU); 96,95° Bujur Timur (BT), atau berjarak 28 kilometer barat daya Kota Tapaktuan, Aceh Selatan.
Gempa terasa di Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Simelue, Aceh Besar, Aceh Jaya, Gayo Lues, Aceh Timur, Kota Banda Aceh dengan skala intensitas III-IV MMI (getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Bahkan hingga ke Kota Medan, Sumatera Utara dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Tiga kali gempa susulan yang tercatat hingga pukul 18.35 WIB dengan magnitudo terbesarnya 3,8,” tutup Daryono. []
Tinggalkan Balasan